jpnn.com, JAKARTA - Dukungan untuk Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Dr Muhammad Zainul Majdi MA maju di Pilpres 2019 terus mengalir.
Kali ini, komunitas petani dan mahasiswa di Yogyakarta menyatakan dukungannya.
BACA JUGA: Kader Memohon Gandeng Prabowo, Yusril Jawab Begini
Menurut mereka, sosok TGB sudah saatnya tampil untuk menyelamatkan sektor pertanian.
Koordinator Paguyuban Petani dan Mahasiswa Yogyakarta (PPMY) Eko Winarno mengatakan, sudah lama bangsa ini membutuhkan sosok yang benar-benar kuat dan punya komitmen untuk memajukan sektor pertanian.
BACA JUGA: Selalu Jadi Sorotan, Anies Berpeluang Jadi Kuda Hitam
Komunitas petani dan mahasiswa di Yogyakarta memberikan dukungan untuk TGB.
BACA JUGA: AHY Capres atau Cawapres? Ini Bocoran Sekjen Demokrat
“Saat ini masih dalam keadaan yang sangat mempihatinkan. Kontribusi pertanian cukup signifikan bagi perekonomian nasional, nyatanya, pertanian tetap merupakan sektor pinggiran yang kurang mendapatkan perhatian serius pemerintah, khususnya dari sisi kesejahteraan petani itu sendiri,” kata Eko dalam siaran persnya, Jumat (16/2).
Melihat kondisi ini, PPMY merasa perlu ikut mendorong lahirnya pemimpin nasional yang benar-benar pro petani dan pro kedaulatan pangan.
“Salah satu tokoh yang saat ini muncul ke permukaan dengan kebijakan-kebijakan dan sikap yang menurut kami cukup berpihak kepada petani adalah Tuan Guru Bajang Dr. Muhammad Zainul Majdi, MA,” imbuhnya.
PPMY, kata Eko, sudah lama melakukan kajian dan pengamatan untuk mencari sosok yang tepat guna menyelamatkan pertanian. Bagi PPMY, sosok TGB dinilai sangat layak untuk mendapat kesempatan menunjukkan kiprahnya di dunia pertanian.
Pertama, dari sisi keberpihakan, TGB mulai menampakkan fenomena munculnya pemimpin muda yang cukup memberikan perhatian, bukan saja pada bidang pertanian melainkan pada sisi kedaulatan pangan.
“Pernyataan TGB yang mengkritik langkah pemerintah pusat yang membuka keran impor beras dan jagung, merupakan sebuah kejutan tersendiri. Dari sisi ini bisa dilihat TGB mampu menunjukkan keberpihakannya pada produksi pangan lokal dengan menolak impor,” kata Eko.
Saat pemerintah pusat memutuskan untuk melakukan impor beras, dan beras impor itu hendak dimasukkan ke NTB, TGB menolak. Dia bahkan berani meminta pemerintah pusat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan impor beras, dan mengingatkan pemerintah pusat agar tidak mendemoralisasi petani dengan impor.
TGB juga berani bersikap kritis terhadap pemerintah pusat terkait impor jagung. TGB protes karena jagung petani dihargai Bulog Rp2.000 hingga Rp2.500 per kg. Namun, ternyata Bulog justru impor jagung dengan harga Rp3.000 per kg.
TGB juga melontarkan kritikan tajam, menyangkut bantuan langsung pemerintah, misalnya Beras Miskin (Raskin) yang dinilai tidak efektif, bahkan bentuk pembodohan kepada masyarakat.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Pendamping Prabowo? Fadli Zon Jawab Begini
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh