Thailand Sebut Asap dari Indonesia Adalah Krisis, Singapura Minta Bantuan ASEAN

Senin, 26 Oktober 2015 – 01:25 WIB
Foto: Int

jpnn.com - SINGAPURA - Pemerintah Singapura mendesak negara-negara anggota ASEAN melawan kabut asap yang terus memburuk dan membuat negara-negara tetangga Indonesia kalang kabut. 

''ASEAN harus mengambil langkah dan tindakan tegas untuk membantu mencegah terulangnya masalah lintas batas ini,'' ujar pihak Kementerian Luar Negeri Singapura, Minggu  (25/10). Salah satu langkah yang bisa diambil adalah meningkatkan kerja sama regional.

BACA JUGA: Di Negara-negara Ini Pengebirian Bisa Jadi Syarat Dapat Remisi

''Singapura akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN lainnya untuk sepenuhnya mengoperasikan sistem monitoring kabut asap ASEAN dan inisiatif kerja sama lain,'' tambahnya. 

Pernyataan pihak Kementerian Luar Negeri Singapura ini keluar setelah pasukan dan pemadam kebakaran Singapura baru saja kembali dari misi bantuan internasional untuk memadamkan asap di Sumatera. Badan Lingkungan Nasional Singapura bahkan memperkirakan hari ini kabut asap di negara mereka tetap pekat. Yaitu, di antara pertengahan atau batas atas level bahaya. Karena itu, penduduk diminta mengurangi aktivitas di luar rumah. 

BACA JUGA: Edan, Korupsi Ekspor Batu Alam di Myanmar Diduga Mencapai USD 28,6 Miliar

Sejak kabut asap merebak beberapa bulan lalu, Singapura dan Malaysia memang yang paling terdampak. Selain dua negara tersebut, Thailand dan Filipina ikut merasakan kabut asap kiriman dari Indonesia. Akibat kabut asap ini, arus lalu lintas udara di empat negara tetangga tersebut kacau dan sekolah-sekolah ditutup.

Thailand menyebut kabut asap yang terjadi tahun ini merupakan yang terburuk yang pernah mereka lihat dalam satu dekade belakangan. Thailand bahkan menyebut kabut asap yang terus terjadi saat ini adalah sebuah krisis. 

BACA JUGA: Ketika Sejumlah Negara di Dunia Mengebiri Para Predator Anak

Rencananya, pemimpin 10 negara anggota ASEAN menggelar konferensi di Kuala Lumpur pada 19 November mendatang. Agenda pertemuan tersebut belum diungkap ke publik. Namun, banyak yang memperkirakan bahwa kabut asap menjadi salah satu topik yang akan diangkat ke permukaan oleh negara-negara yang terdampak.

Sementara itu, di Filipina kabut asap juga kian parah. Kemarin beberapa penerbangan dibatalkan dan rumah sakit dalam kondisi waspada. Sebab, di wilayah Filipina bagian selatan asap sudah mencapai level berbahaya.

''Departemen kesehatan memberikan imbauan agar mereka yang memiliki masalah maupun penyakit pernapasan untuk menggunakan masker di area-area yang diselimuti asap,'' ujar Juru Bicara Kepresidenan Herminio Coloma. Dia menambahkan bahwa rumah sakit-rumah sakit yang berada di Filipina bagian selatan telah disiagakan untuk menerima pasien yang terdampak kabut asap. 

Selama sehari kemarin, enam penerbangan menuju ibu kota Filipina dan pulau-pulau di wilayah selatan ditunda maupun dibatalkan. Selama 10 hari terdampak asap, ribuan orang pengguna pesawat di Filipina telah terimbas. Kemarin jarak pandang pilot di Kota Cebo hanya 8 kilometer. Hal serupa terjadi di Pulau Palawan. (AFP/Channel News Asia/sha/c17/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengharukan! Bocah 18 Bulan Selamat setelah Lebih Delapan Jam Terapung di Laut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler