jpnn.com, JAKARTA - Thailand pada Rabu menerima pasokan 200.000 dosis pertama vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech's.
Itu merupakan pengiriman pertama pasokan vaksin virus corona di negara itu, dengan jadwal vaksinasi yang akan dimulai dalam beberapa hari.
BACA JUGA: Tenang, Pemerintah Tetap Berupaya Menjaga Pasokan Vaksin Covid-19
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha diharapkan menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin virus corona akhir pekan ini. Sebagian besar sediaan vaksin telah disiapkan untuk para pekerja medis garda depan.
"Terima kasih kepada Republik Rakyat China yang telah mengirimkan vaksin bulan ini dan bulan-bulan berikutnya," kata Prayuth saat berada di landasan pacu Bandara Suvarnabhumi Bangkok, di mana sebuah kontainer vaksin berpendingin yang membawa bendera Thailand dan China diturunkan dari pesawat Thai Airways.
BACA JUGA: Kominfo Mulai Aktif Tangkal Kabar Hoaks Vaksin COVID-19
Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul awal pekan ini mengatakan 117.000 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca juga akan tiba pada Rabu dan Prayuth akan menjadi salah satu penerima pertama suntikan vaksin.
Thailand mengharapkan untuk menerima pengiriman 1,8 juta dosis tambahan vaksin CoronaVac pada Maret dan April, untuk diberikan terutama kepada para petugas kesehatan dan kelompok-kelompok warga yang rentan.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 DPR Inspeksi ke BPOM, Ini Vaksin yang Sudah Dapat Izin
Dengan lebih dari 25.000 kasus infeksi virus corona secara keseluruhan, Thailand sejauh ini terhindar dari jenis epidemi COVID-19 yang cukup parah yang dialami negara-negara lain.
Kedatangan vaksin CoronaVac itu terjadi di tengah munculnya beberapa kritik publik terhadap pemerintah dan tuduhan bahwa pemerintah Thailand terlalu lambat untuk mengamankan pasokan vaksin.
Kampanye imunisasi massal Thailand, yang bertujuan untuk memberikan 10 juta dosis vaksin COVID per bulan, dijadwalkan dimulai pada Juni, dengan menggunakan 26 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh perusahaan lokal Siam Bioscience.
Pemerintah Thailand juga telah mencadangkan 35 juta dosis vaksin lagi.
Pemerintah telah menyatakan rencananya untuk memvaksin lebih dari setengah populasi orang dewasa tahun ini.
"Kami akan memperoleh lebih banyak pasokan vaksin saat kami memproduksinya sehingga cukup untuk menciptakan kekebalan kawanan di negara kami," kata Prayuth.
Dia mengatakan vaksin COVID buatan China akan membutuhkan beberapa hari untuk dipersiapkan untuk program inokulasi.
"Adapun siapa yang akan menerima suntikan vaksinnya lebih dulu, itu adalah hal lain," ujarnya. (ant/dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Adil