jpnn.com - Di Indonesia, sudah hampir dua pekan Thor: Ragnarok diputar. Jumlah penonton mungkin sudah tidak seramai akhir Oktober. Meski begitu, film tersebut masih menjadi pilihan utama mayoritas moviegoers ketika ke bioskop.
Namun, kehebohan soal si Dewa Petir Amerika Utara baru dimulai Jumat (9/11). Hasilnya pun langsung terlihat wow.
BACA JUGA: Optimistis Superman Cs Tumbangkan Dewa Petir Marvel
Selama akhir pekan, film yang dibintangi Chris Hemsworth dan Tom Hiddleston itu mengumpulkan pendapatan USD 121 juta atau setara Rp 1,63 triliun.
Jika digabung dengan pendapatan di mancanegara, hingga kemarin Thor: Ragnarok telah membukukan USD 427 juta atau Rp 5,77 triliun.
BACA JUGA: 5 Hal yang Harus Anda Tahu Soal Thor: Ragnarok
Angka itu fantastis. Film besutan Taika Waititi tersebut menembus empat besar film dengan box office pekan pertama tertinggi tahun ini (lihat grafis).
Juga, hampir menyamai pendapatan keseluruhan film pertama Thor! Seri perdana franchise yang tayang pada 2011 itu membukukan total pendapatan USD 449 juta atau Rp 6,07 triliun.
BACA JUGA: Thor: Ragnarok Diprediksi Raup Rp 1 T di Pekan Pertama
Tentu banyak faktor yang membuat seri ketiga tersebut sangat dicintai penonton (langsung dapat rating A dari CinemaScore). Pemeran villain cewek yang badass, Cate Blanchett, patut mendapat kredit.
Namun, faktor utama tidak lepas dari tangan dingin sutradara Taika Waititi yang memakai pendekatan baru buat Ragnarok. Yakni, lucu.
’’Disney dan Taika bekerja dengan sangat pintar. Mereka tak perlu menunggu 10 tahun untuk mengubah image franchise Thor,’’ kata Paul Dergarabedian, analis ComScore, kepada CNBC.
’’Bagi mereka, tidak haram untuk mengubur masa lalu yang tidak sukses dan menciptakan sesuatu yang benar-benar berbeda. Film ketiga ini sangat tidak diduga,’’ lanjutnya.
Waititi adalah sutradara yang fun. Pembawaannya riang. Dia suka membuat film-film lucu bertema aneh seperti What We Do in the Shadows (2014) dan Hunt for the Wilderpeople (2016).
So, ketika diminta mengarahkan Thor: Ragnarok, dia sudah berencana membuat tone film itu jadi lucu. Gelap, ya. Tetapi harus lucu. Ala Guardians of the Galaxy yang dua-duanya sukses besar karena lucu.
Rencana tersebut ditunjang promo yang sukses. Dalam trailer yang beredar, unsur lucu menjadi senjata utama selain Hela. Dialog Thor dan Hulk (Mark Ruffalo) yang konyol, misalnya, menggoda fans sejak beberapa bulan sebelum film tayang.
’’Ketika formula di film kedua Thor: The Dark World gagal, Waititi makin pede mengubah film ini jadi komedi,’’ kata Jonathan Cohen, principal brand analyst di Amobee, kepada Fox.
Memang, ketika nonton Ragnarok, hal yang paling berkesan adalah lucunya. Ada lucu dialog, lucu situasi, serta lucu slapstick. Komplet. Bikin terpingkal-pingkal sejak awal hingga after-credit kedua.
Namun, fans yang berharap film tersebut menjadi pengantar untuk Avengers: Infinity War mungkin tidak puas. ’’Hanya sekitar 20 persen konten film ini yang berkaitan dengan Avengers,’’ tutur Cohen. (nor/c15/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Thor: Ragnarok, Kiamat yang Segar dan Lucu
Redaktur & Reporter : Adil