jpnn.com, SIDOARJO - Warga Kota Sidoarjo yang berstatus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
Obat itu berfungsi untuk memperlambat perkembangan virus. Kesadaran tersebut tecermin dari tingginya kunjungan pasien ODHA ke RSUD Sidoarjo.
BACA JUGA: Ini Olahraga yang Tepat Bagi Penderita HIV/AIDS
Setiap tahun kunjungan rata-rata 7.000 kali. Atau setiap bulan lebih dari 600 kali kunjungan. Tahun ini misalnya, mulai Januari hingga November, tercatat kunjungan ODHA mencapai 7.271 kali.
Jumlah pasien rawat jalan 353 orang. Pasien yang menjalani rawat inap 94 orang.
BACA JUGA: 15 Tahanan Mengidap HIV Aids
Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada 2017, jumlah kunjungan 7.011 kali.
Hal tersebut tentu menjadi pertanda baik bahwa para penderita ODHA sadar untuk bisa terus survive.
BACA JUGA: Mayoritas Penderita HIV AIDS Sekitar 25-29 Tahun
"(Pemberian obat) harus terus dipantau," kata Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan SpP. Itu sama dengan pemberian obat kepada pasien TBC. Tujuannya memantau efek samping obat.
Atok menyatakan, sebagian besar ODHA yang mengambil ARV di rumah sakit merupakan warga Sidoarjo.
Sebagian lagi warga dari luar Kota Delta. Mereka bisa datang sewaktu-waktu untuk mendapat ARV.
Obat bagi ODHA itu diberikan secara cuma-cuma. Cara mendapatkannya pun tidak sulit.
Obat tersebut langsung disediakan di klinik ruang perawatan. Para pasien tidak perlu antre di apotek atau farmasi rawat jalan. Meski mereka tidak menjadi pasien rawat inap.
Khusus bagi pasien ODHA yang rawat inap, mereka mendapat perawatan seperti pasien lain. Tidak ada ruang khusus.
Tetap dirawat di ruang umum. Identitasnya cuma diketahui oleh pihak rumah sakit. "Semua harus jadi kerahasiaan sebagai hak pasien," lanjut Atok. (may/c6/fim/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 600 Pasien AIDS Baru di Rumah Sakit
Redaktur & Reporter : Natalia