Keluarga Kujah adalah keluarga pengungsi Suriah pertama yang berhasil pindah ke Australia sebagai bagian dari kebijakan 12.000 pengungsi tambahan Pemerintah Australia. Keluarga ini turut merayakan Australia Day (26/1).

Ahmed Kujah, 3 tahun, mencengkeram balon berbentuk binatang dan menatap serta terpesona pada para penampil dan semua yang ditampilkan dalam acara pesta barbeque di pinggiran Perth, sebelum bermain di area anak-anak, semua dilakukannya sambil tersenyum.

BACA JUGA: Virus Zika Ditemukan Pada Turis Australia yang Pulang Dari Amerika Selatan

Keluarga Kujah ingin negara adopsi mereka tahu betapa bersyukurnya mereka akan kesempatan hidup lebih baik yang ditawarkan, jauh dari kota Homs –tempat mereka melarikan diri –yang dilanda perang.

Sang ayah yakni Basher Kujah, melalui seorang penerjemah, mengatakan, masa adaptasi penuh kejutan di awal kedatangan tak lagi dialami keluarganya.

BACA JUGA: Rayakan Australia Day, Ratusan Warga Brisbane Ikuti Lomba Balap Kecoa

"Mereka sangat senang, mereka menemukan negara yang baik, orang-orang di sini sangat baik pula, sangat hangat menyambut kami," kata penerjemah.

Basher adalah tukang daging, dan telah ditawari pekerjaan di toko daging ‘Harvey Beef’ oleh pemiliknya langsung, yakni tokoh pertambangan Australia, Andrew Forrest.

BACA JUGA: Cakrawala Selatan Desain Alternatif Paling Populer Gantikan Bendera Union Jack Australia

Basher mengatakan, ia juga berharap untuk membawa anggota keluarga lainnya- yang tetap terjebak dalam konflik Suriah –ke Australia.

Khawlah Kujah –sang istri -yang baru saja melahirkan anak bungsu mereka, Mohammad, dua bulan lalu, mengatakan, ia senang memiliki kesempatan untuk melahirkan seorang warga negara Australia.

Ia mengatakan, keluarganya sekarang akan fokus untuk belajar bahasa Inggris dan mendapatkan pendidikan yang baik untuk anak-anak mereka.

Seorang pendamping hukum untuk keluarga ini mengatakan, mereka berencana untuk mendapat kewarganegaraan Australia jika telah memenuhi syarat.

Proses pemukiman kembali lambat tapi terus berjalan

Keluarga Kujah berada di antara lebih dari 20 pengungsi yang telah dibawa ke Australia di bawah kebijakan 12.000 pengungsi tambahan Pemerintah Australia, akibat kehancuran perang yang berkecamuk di Suriah dan Irak.

Menteri Sosial Australia, Kristen Porter, mengatakan, proses pemukiman kembali para pengungsi ini berjalan lambat, karena adanya pemeriksaan keamanan yang ketat dan sponsor yang diperlukan.

Ia mengatakan, sementara proses itu diharapkan menjadi lebih cepat selama beberapa bulan ke depan, ini akan memakan waktu lebih dari 12 bulan.

Menteri Utama Australia Barat, Colin Barnett, mengatakan, ia tak sabar menyambut lebih banyak pengungsi saat mereka tiba.

"Ribuan lainnya akan datang, mereka akan diterima di Australia dan mereka akan menjadi warga Australia," sebutnya.

Ia menjelaskan, "Salah satu hal besar tentang negara kami, pada periode pasca perang, pada perang dunia kedua, sebanyak 4,5 juta pengungsi telah datang ke Australia dan sekarang menyebut Australia sebagai rumah.”

"Saya harap mereka terus datang, dan bahwa kami memberikan perawatan, keamanan dan anak-anak muda ini tumbuh menjadi pemuda Australia yang luar biasa, menjaga warisan dan tradisi mereka, sebagai bagian dari masyarakat Australia," tuturnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Aborijin Gelar Aksi Unjuk Rasa Hari Invasi

Berita Terkait