jpnn.com - LAGU belum selesai dinyanyikan. Tiba-tiba, suasana berubah gaduh. Pengunjung tempat karaoke Inul Vista di Kota Manado panik.
“Tolong, tolong,” teriak mereka. Api mulai membakar lantai dua bangunan Inul Vista yang berlantai tiga itu. Asap tebal mengurung pengunjung di lantai dua dan lantai tiga. Suasana makin mencekam ketika lampu padam.
BACA JUGA: Shita, Korban Kebakaran Inul Vista Itu Baru Saja Diwisuda
Kejadian itu terjadi sekira pukul 00.30, Minggu (25/10), kemarin. Tidak ada yang mengetahui awal mula kejadian. Pengunjung di lobi masih sabar menanti antrian. Pengunjung yang sedang berkaraoke di room (ruangan) asyik menikmati lantunan musik. Antar room tidak saling kenal dan tidak saling dengar.
Tiba-tiba ada teriakan api dari lantai dua. Sontak pengunjung yang masih antri langsung berhamburan ke luar. Mereka selamat. Giliran sejumlah staf yang kelihatan panik. Tidak ada yang berani naik ke lantai dua dan tiga, karena api dan asap cepat menyebar. Ditambah, tidak ada penerangan. Jalur evakuasi khusus dalam keadaan gelap, tidak ada.
BACA JUGA: Malu-Maluin...Pawai Juara Persib, Bobotoh Kok Memalak Wisatawan
Pengaman kebakaran pun tidak ada. Seperti alarm. Alat pemadam standar dalam ruangan pun tidak ada. Meski terinformasi, sebelum lampu padam, staf berupaya menghubungi setiap room lewat telepon. Namun, hanya beberapa ruangan yang merespon. Nanti pada saat lampu padam, dan pengunjung keluar room, barulah semua panik.
Saat itu, situasi sangat gelap. Asap pekat pun menyelimuti. Bara api di lantai dua masih menyengat. Beberapa pengunjung yang tidak tahan, terpaksa memecahkan kaca jendela. Ada yang mulai jatuh pingsan. Puluhan orang terjebak. Pengunjung wanita histeris dan menangis. Keceriaan malam minggu berubah mencekam.
BACA JUGA: Kurnia Sandy, Mantan Kiper Nomor Satu Indonesia Itu Terbaring di RS
Data kepolisian menyebutkan 12 orang meninggal dunia. 71 lainnya dalam perawatan. Korban meninggal diidentifikasi di ruang pemulasaran Rumah Sakit (RS) Kandou Manado. Sementara korban luka dirawat terpisah di lima rumah sakit di Manado. Yakni, RS Siloam, RS Kandou, RS Teling, RS Bhayangkara, dan RS Pancaran Kasih.
Hingga tadi malam pihak kepolisian masih mencari tahu titik dari api tersebut, pihak identifikasi baik Polda dan Polres terlihat di lapangan.
Kejadian ini terbilang mengejutkan. Saat kejadian, ramai warga di sekitar lokasi. Tapi tidak seorangpun mengetahui. Karena tidak ada api yang terlihat hingga ke luar bangunan.
“Kami mengetahui ketika orang mulai ribut, berlarian keluar dari Inul Vista,” kata beberapa warga yang sedang menikmati malam di lapangan Megamas, tepat di depan karaoke milik artis Inul Daratista itu.
Menurut Andy, salah satu pengunjung, yang juga saksi mata, api bermula dari salah satu ruangan karaoke di lantai dua. “Kami mencium bau seperti karet terbakar. Kemudian, kami melihat asap keluar dari ruangan itu. Disaat bersamaan saya dan beberapa pengunjung dengan panik lari secepatnya keluar,” katanya terengah- engah, sesaat setelah dievakuasi tim dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Manado dan tim operasional Megamas.
Salah satu karyawan Inul Vista menerangkan, asal api diketahuinya dari room 28 dan 29. “Saya langsung melaporkan ke teman lain, dan langsung keluar tidak masuk lagi ke ruangan,” ungkapnya.
Puluhan pengunjung yang berhamburan keluar, semuanya dengan wajah panik. Ada yang tidak lagi memakai alas kaki. Umumnya keluar dengan tubuh penuh hitam arang. Suasana menjadi tidak terkendali ketika para korban yang terkurung di lantai dua dan tiga, berusaha menyelamatkan diri sendiri. Ada yang meloncat dari lantai dua karena panik. Ada yang menggunakan tirai jendela. Ada juga yang berusaha menyeberang ke bangunan sebelahnya.
Terlihat, peralatan pemadam kebakaran hanya seadanya. Tangga untuk menyelamatkan korban hanya dua buah. Ditambah satu unit pemadam kebakaran milik Megamas yang sudah memiliki tangga otomatis. Karena itu, tidak semua korban berhasil dievakuasi. Proses evakuasi pun berlangsung rumit. Petugas harus memecahkan seluruh kaca jendela. Butuh waktu sekira dua jam, baru api berhasil dijinakkan.
Sesuai informasi dari para saksi, mereka tidak melihat api, tapi hanya gumpalan asap tebal. Ini yang diduga menjadi penyebab meninggalnya 12 orang. Karena sulit bernafas. Sebagaimana penuturan Boby (30) warga Kelurahan wenang, saat itu ia beruasah turun ke lantai dua namun keadaan sudah tidak lagi memungkinkan.
“Saya tidak melihat api hanya asap tebal dari lantai dua. Tidak terlihat lagi jalan keluar karena masa yang begitu banyak. Saya langsung kembali ke lantai tiga, dan memecahkan kaca. Kemudian keluar dari jendela dan melompat ke ruko sebelahnya,” jelasnya.
Senada, Emby (33) warga Tompaso Baru juga mengaku tidak ada api besar yang kelihatan. “Tidak ada api yang terlihat, hanya gumpalan asap hitam. Saya mengarahkan semua keluar. Banyak yang berusah meloncat dari lantai dua dan tiga. Namun kami melarang, dan mengarahkan para korban turun menggunakan tirai ruangan,” ujarnya.
Belakangan diketahui, wanita yang nekat melompat dari lantai dua, yakni Wiske Mandey (21) warga Kelurahan Paal Dua. “Saya sudah sangat panik, jadi langsung meloncat. Banyak sekali yang masih berada di dalam tertinggal, sementara hanya sedikit bantuan,” singkatnya.
Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung bersama pejabat utama serta didampingi Kapolresta Manado Kombes Pol Rio Permana Mandagi, sekira Pukul 08.00 Minggu (25/10), melihat langsung TKP pascakebakaran.
Kapolda mengakui kejadian ini banyak menelan korban jiwa. “Saya akan memerintahkan seluruh pihak untuk melakukan identifikasi baik korban maupun sumber api. Saat ini kita akan menunggu hasil laboratorium forensik,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolresta Manado Kombes Pol Rio Permana Mandagi menegaskan, saat ini pihaknya terus mencari titik mula api. “Saya sudah melihat langsung pusat api. Sepertinya ada korslet dari Airconditioner (AC) karena banyak terbakar dan ada AC yang tergantung. Tapi kita tetap menunggu hasil dari laboratorium forensik,” ujarnya.
Selain itu, Mandagi menyebut, pemilik Inul Vista bakal dipanggil untuk dimintai keterangan. Pasalnya, alat keamanan tidak ada sama sekali. Seperti alat untuk memadamkan api. “Ini jelas tidak memenuhi standar,” tegasnya.
Lanjut Mandagi, jika memang ada kelalaian dari pihak pengelola tentunya akan kita tindak. “Kita terus melakukan penyelidikan. Jika terbukti ada unsur kesengajaan dari pihak pengelola, maka kita harus tindak tegas, karena sudah mengakibatkan 12 orang meninggal dunia dan 71 lagi terluka,” terang Mandagi
Untuk memudahkan pihak keluarga mencari informasi dan mengenali korban, seluruh jenazah di bawa ke ruang mayat RS Kandou. Hingga pukul 09.00, baru sembilan jenazah yang berhasil diidentifikasi karena keluarga yang segera datang. Sementara tiga lainnya yang bernama Silvia Kaawoan (25) bersama adiknya Brayen Kaawoan (20) warga Desa Tampusu, Kecamatan Romboken, dan Bilman Eduardo Simatupang (23) warga Desa Andijaya, Jambi, ketiganya bekerja di kantor IPDN, baru diketahui pada pukul 10.00. Seluruh jenazah berhasil diserahkan ke keluarga pada pukul 16.00.
Diketahui, ke-12 korban meninggal dunia; Sinta Sayouw (22) warga Desa Koka, Kecamatan Tombulu; Cicilia Wonok (27) Desa Tumani, Kecamatan Tompaso Baru; Riani Walalangi (22) Desa Tumani, Kecamatan Tompaso Baru; Claudia wowor (25) Desa Tamblang, Kecamatan Tompaso Baru; Randi Abdulah (18) warga Jawa Tondano; Sukardi, warga Wonasa Tengah; Rendi Korompis warga Paal II; Yani Langi warga Kelurahan Tompaso Baru; Fredi Kalalo (28) Warga Karombasan Utara; Silvia Kaawoan (25) warga Desa Tampusu, Kecamatan Remboken; Brayen Kaawon (20) warga Desa Tampusu, Kecamatan Remboken; dan Bilman Simatupang (23) warga Desa Andijaya, Provinsi Jambi (pegawai di IPDN Sulut).(Manado Post/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turnamen Sepak Bola di Tengah Kepungan Asap, gak Mungkin Pemain Pakai Masker
Redaktur : Tim Redaksi