Turnamen Sepak Bola di Tengah Kepungan Asap, gak Mungkin Pemain Pakai Masker

Sabtu, 24 Oktober 2015 – 09:45 WIB
Tim kesebelasan Borneo FC melawan Putra Abah berlaga di Lapangan Sampuraga Pangkalan Bun, Kamis (22/10) dalam turnamen Bupati Cup ke 11 tahun 2015. Foto: SYAMSUDIN/RADAR SAMPIT

PULUHAN masker itu masih rapi terbungkus plastik di meja panitia. Belum satu pemain pun yang memintanya. Begitu pula tabung oksigen, tak sekali pun digunakan.
--------------
SAMSUDIN, Pangkalan Bun
-------------
Padahal, seperti terlihat Kamis sore lalu (22/10), saat Borneo FC berlaga melawan Putra Abah, asap masih mengepung Lapangan Sampuraga, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng). Meski memang tak setebal di dua hari pertama Bupati Cup 2015, tetap saja bermain bola dalam kondisi seperti itu sangat menguras fisik.

Bahkan, dalam titik tertentu, membahayakan. Sebab, kabut asap otomatis menurunkan kadar oksigen. Belum lagi kemungkinan menghirup berbagai partikel bahan yang terbakar.    

BACA JUGA: Di Rumah Guru Madrasah Ini Ada 107 Keris, Dua Tombak, Lima Pedang, Dua Trisula

"Mungkin kerepotan juga (pemain, Red) kalau pakai masker. Napasnya bisa tersengal-sengal, he he he," ujar Ketua Persebun Pangkalan Bun Sirajuddin, didampingi Ketua Panpel Tamel, kepada Radar Sampit (Jawa Pos Group).

Kalteng, seperti juga berbagai provinsi di Indonesia, terutama di Kalimantan dan Sumatera, dihajar asap sejak sekitar Agustus lalu. Dilansir Jawa Pos kemarin (23/10), sejauh ini tercatat 52.213 warga di sana yang menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Tujuh di antaranya bahkan meninggal.

BACA JUGA: Bahwa Cantik itu tak Berarti Kurus

Tapi, toh risiko menakutkan yang dipicu asap itu sama sekali tak mengurangi antusiasme peserta maupun penonton turnamen tahunan Bupati Cup. Ada 25 tim dari Pangkalan Bun dan sekitarnya yang berpartisipasi. Sejak ajang dimulai 20 Oktober lalu, animo penonton tergolong tinggi. Tribun selalu penuh.

Tentu panpel juga mengantisipasi kemungkinan terburuk akibat asap. Mereka menyediakan masker, tabung oksigen, dan tim kesehatan. Tapi, ya itu tadi, hingga Kamis lalu, belum ada satu pemain pun maupun ofisial tim yang memanfaatkannya.   

BACA JUGA: Setelah Diolesi Minyak Dayak, Krek..Krek, Tulang Patah Seperti Nyambung Sendiri

Yusran, salah seorang anggota tim kesehatan, mengatakan, dari delapan tim yang bertanding sampai Kamis lalu, secara umum kondisi para pemainnya masih terjaga. Belum ada yang mengeluhkan sesak napas atau sampai membutuhkan pernapasan bantuan. "Sementara ini masih lancar saja. Asap belum mengganggu kesehatan pemain," ungkapnya.

Sekretaris Daerah Masradin, yang mewakili Bupati Kobar Bambang Purwanto, saat membuka turnamen juga menyarankan para pemain menggunakan masker. Tapi, dia mengakui, mungkin memang agak lucu kalau pemain merumput dengan bermasker.

Mungkin tidak cuma lucu, tapi juga menyulitkan. Bukan hanya pernapasan yang terhalang. Komunikasi antar pemain pun bakal terganggu. Bayangkan, misalnya, ada pemain yang meneriakkan umpan, umpan. Karena mulutnya terhalang masker, bisa jadi rekannya yang diteriaki malah mendongak ke atas. Sebab, dia mengira si kawan meneriakkan hujan, hujan.   

Kapten Putra Abah Agus Robi mengakui tingginya kesulitan bermain di tengah kepungan asap itu. Secara kesehatan, ungkap Agus, dirinya dan rekan-rekan setim memang belum terlalu terganggu. Tapi, asap jelas mengurangi jarak pandang. Otomatis, pemain, baik yang dalam posisi bertahan maupun menyerang, tak mudah mengontrol bola yang ditendang kawan maupun lawan. Kesulitan berlipat sudah pasti pula dirasakan penjaga gawang. "Sangat tidak nyaman bermain di tengah asap," kata Agus.

Karena itu, bicara taktik secara rigid pun jadi kurang relevan. Bisa dibilang, fisik yang paling menentukan. Tim yang para pemainnya bisa konstan menjaga stamina di tengah kadar oksigen yang menurunlah yang akan menang.

Itu pula kunci kemenangan Borneo FC yang Kamis lalu menghajar Putra Abah 3-0. Dardi, sang pelatih, menjelaskan, menjelang turnamen, dia meminta pemain menjalani pola hidup sehat. Mulai makanan yang harus dijaga, tidur yang teratur, sampai aktivitas di luar rumah yang harus dibatasi, terutama sehari sebelum bertanding. Hasilnya, Borneo memang tampil dominan.

"Setelah melawan Putra Abah, para pemain kami juga masih fit semua. Kalaupun ada yang mengeluh, paling soal pandangan mata yang tidak jelas atau kualitas lapangan yang buruk," terangnya.  

Memang tidak semua bagian Lapangan Sampuraga ditumbuhi rumput. Itu juga yang membuat perjuangan pemain menjadi lebih berat. Sebab, bagian lapangan yang gundul menimbulkan debu. Belum lagi ancaman cedera kalau sampai terjatuh di sana. Dan perjuangan berat itu masih harus dijalani para pemain yang timnya lolos hingga final pada 20 November nanti. Belum tentu hujan sudah mengguyur Pangkalan Bun ketika laga puncak tersebut dihelat.

Jadi, terbuka kemungkinan asap masih menggelayut. Mungkin pula bertambah buruk. Sehingga pemain mesti mempertimbangkan memakai masker. Jika demikian, sedari awal para pemain harus siap menghadapi berbagai peluang miskomunikasi. Agar jangan sampai ada yang tersinggung karena salah paham. Diteriaki untuk passing, dianggapnya dimaki anjing. (*/JPG/c9/ttg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... SADIS! Beginilah Adegan demi Adegan Agus Menghabisi PNF


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler