Tidak Cocok Masakan Arab, CJH Bawa Bumbu Dapur dan Cobek

Kamis, 11 Agustus 2016 – 22:49 WIB
Pemeriksaan calon jemaah haji. Foto: Jawa Pos/JPG

jpnn.com - SURABAYA - Para calon jemaah haji (CJH) sudah memikirkan dengan matang berbagai kondisi yang akan mereka hadapi di Tanah Suci. Akibatnya beberapa barang unik yang seharusnya ditinggalkan di rumah justru dibawa.

 Kemarin, petugas Avian Security (Avsec) Bandara Internasional Juanda kembali menyita beberapa barang bawaan CJH yang dianggap membahayakan penerbangan.

Penyitaan dilakukan saat petugas memeriksa para jemaah kloter 2 di pintu keluar Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES). Pemeriksaan berlangsung setelah CJH mendengar ceramah Wakil Gubernur Saifullah Yusuf. Saat itu jamaah berkumpul di lobi.

BACA JUGA: Razia TKA Bocor, Dirjen Imigrasi Semprot Kadisnaker Kepri

Banyak CJH yang raut wajahnya berubah saat hendak melewati pintu metal detector. Seorang CJH terlihat kebingungan karena metal detector berbunyi saat dilaluinya. Petugas langsung menggeledah. Ternyata ada gunting di saku jamaah itu.

Kondisi serupa terjadi saat pemeriksaan tas. Melalui monitor, petugas memantau barang bawaan CJH. Saat itulah terlihat barang-barang dapur di dalam tas CJH. Bahkan, ada pula cobek dan petis di beberapa tas.

Saat ditanya, pemiliknya mengatakan bahwa benda-benda itu digunakan untuk membuat sambal selama di Tanah Suci. Mereka merasa tidak cocok dengan masakan Arab.

Petugas juga menemukan benda menyerupai makanan ringan. Setelah dibuka, ternyata isinya cat semprot. Kabarnya, cat semprot itu digunakan untuk memberi tanda saat berada di Tanah Suci.

BACA JUGA: Wakil Rakyat Pertanyakan Anggaran Pembangunan Turun Rp 126 Miliar

Selain itu, masih banyak CJH yang membawa paku. Alasannya sama: untuk membikin jemuran baju di hotel. Hal tersebut kadang membuat petugas merasa geli sekaligus kesal.

''Aneh-aneh ae,'' ujar seorang petugas AHES.

Kasi Haji dan Umrah Pamekasan Afandi terlihat berkeringat setelah seluruh jemaah haji Pamekasan masuk bus. Ya, Afandi memang mengawal CJH Pamekasan hingga keberangkatan.

BACA JUGA: Seminggu Diintai, Pasangan Nonmuhrim Ini Digerebek Warga

''Masih saja ada yang membawa barang aneh-aneh. Padahal, sering kami beri tahu,'' kata Afandi sambil menunjuk barang sitaan di meja.

Dia selalu mewanti-wanti jemaah untuk tidak membawa benda logam ke kabin pesawat. Sebab, petugas bandara pasti menyita benda tersebut. Afandi sudah menyarankan jemaah untuk memasukkan benda itu ke koper yang masuk bagasi.

Dia juga meyakinkan jamaah bahwa keperluan sehari-hari sudah tersedia di Tanah Suci. Karena itu, tidak perlu membawa alat memasak dari rumah. Namun, banyak jemaah yang kurang memperhatikan penjelasan tersebut.

Selain itu, ada asumsi bahwa sabun atau sampo di Tanah Suci tidak sebagus buatan Indonesia. Karena itu, tidak sedikit jamaah yang membawa sampo sendiri.

Kepala Kemenag Jatim Mahfudh Shodar menjelaskan, ada standardisasi penerbangan yang harus dipatuhi para CJH. Beberapa benda yang dilarang masuk pesawat sudah disampaikan saat sosialisasi. Mereka yang nekat melanggar pasti ketahuan.

''Sebab, setiap kloter pasti diperiksa,'' kata Mahfudh saat ditemui Jawa Pos di pintu masuk AHES.

Mahfudh juga mengingatkan para jemaah agar membawa kantong plastik. Gunanya untuk mengantongi sandal. Dia memiliki pengalaman sandal hilang setelah masuk Masjidilharam pada 2006.

Saat itu cuaca tidak sepanas tahun ini. Perbandingannya, saat itu hanya 30 derajat Celsius, sedangkan tahun ini mencapai 50 derajat Celsius.

 ''Pasti lupa menaruh dan tidak mungkin mengambil punya orang lain. Dosa. Kalau nekat jalan kaki menginjak aspal, kaki bisa melepuh,'' jelasnya.

Sementara itu, pada kloter 2, terdapat dua CJH yang keberangkatannya tertunda. Sayang, Mahfudh enggan menyebutkan identitas dua CJH asal Pamekasan tersebut. Dia hanya menuturkan, ada masalah teknis.

 ''Sedang diupayakan, semoga bisa selesai dan menyusul ke Tanah Suci,'' ucapnya.

 Informasi dari petugas imigrasi di AHES, dua jamaah tersebut bermasalah dengan dokumen. Ada kesalahan pada penulisan nama. Saat ini proses perbaikan masih diupayakan. Supervisor Unit A Imigrasi Juanda Sonny Nur Buwono mengingatkan jamaah agar berhati-hati. Tiga dokumen penting jangan sampai ketinggalan. Yakni, paspor, visa, serta boarding pass.

 ''Jangan sampai hilang,'' ingat Sonny. (sal/riq/c7/oni/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Main di Dekat Parit, Balita Tewas Tercebur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler