jpnn.com - Zaky Arista Kencana Putra sukses membudidayakan sawo Amerika. Dari tanaman itu pula pria tersebut mampu meraup penghasilan hingga belasan juta sebulan.
LATIFUL HABIBI, Ponorogo
BACA JUGA: Pengangkatan CPNS Bidan PTT di Atas 35 Tahun Langgar UU?
BUAH sawo di tangan Zaky Arista Kencana Putra itu wujudnya tidak jauh beda dengan sawo pada umumnya.
Namun, ukurannya yang jumbo membuat jenis buah yang dibudidayakan warga Kertosari, Babadan, Ponorogo, Jatim, itu menarik perhatian banyak orang.
BACA JUGA: PNS DKI Boleh Cuti Sebulan Temani Istrinya Melahirkan
‘’Namanya Mamey sapote, sawo Amerika. Beratnya bisa mencapai tiga kilogram lebih,’’ kata Zaky.
Zaky mulai mengembangkan tanaman sawo Amerika itu sejak tujuh tahun silam. Berawal saat ditawari salah seorang mitra dagang ayahnya dari Demak, Jawa Tengah, untuk mengembangkan tanaman tersebut. ‘’Bibitnya ya beli dari mitra ayah itu. Ternyata bisa tumbuh baik di sini,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Kabar Buruk Bagi PNS Usia 56 Tahun
Sejak dua tahun lalu, Zaky berhasil mengembangkan tanaman sawo Amerikanya untuk dibuat bibit.
Hasilnya dijual di pasaran dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta per bibit. Dari usaha tersebut Zaki bisa meraup penghasilan Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan.
Selain lokal, bibit sawo Amerika yang dikembangkan Zaky sudah merambah pasar luar pulau seperti Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
Bahkan, beberapa waktu lalu dia mendapat order dari Malaysia sekitar 20 bibit.
‘’Budi dayanya tidak sulit. Yang sulit itu mengajak orang berpikir positif tentang pertanian,’’ ucap suami Puput Ambarwati ini.
Dulu Zaky memiliki cita-cita menjadi pegawai bank atau aparatur sipil negara (ASN).
Namun, mindset-nya berubah ketika ayahnya memilih pensiun dini dari PNS karena ingin lebih fokus pada budi daya tanaman buah-buahan.
Padahal, saat itu sang ayah sudah memiliki jabatan cukup mentereng di pemkab. ‘’Dari situ saya mikir, Bapak saja pensiun dini agar bisa fokus ke tanaman, kok saya malah ingin jadi PNS,’’ ujarnya.
Zaky terbilang menekuni pertanian dari nol. Kali pertama dia belajar dari sang ayah yang sedang membudidayakan kelengkeng pingpong.
‘’Awalnya lihat-lihat Bapak menanam buah, lalu dipraktikkan sendiri dan ternyata bisa,’’ ungkapnya.
Merasa menemukan passion-nya, Zaky pun memilih kuliah di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Program studi itu dipilih dengan harapan bisa mempelajari pertanian lebih luas lagi. Tidak sekadar tanam menanam, tapi juga aspek sosial ekonominya.
‘’Kuliah sambil budi daya. Jadi, antara teori dan praktik dijalani bareng,’’ ujar pria 28 tahun ini.
Kendati sudah menjadi pembudi daya tanaman sukses, Zaky masih menyimpan harapan masyarakat peduli lagi pada dunia pertanian.
‘’Fokusnya pada lahan tegalan, kalau sawah biar untuk tanaman pangan. Sebisa mungkin dimanfaatkan untuk tanaman dengan nilai jual tinggi (buah, Red) agar panennya bisa dinikmati,’’ jelasnya. ***(c1/isd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Nekat Berdua Tanpa Busana saat Valentine, Ini Sanksinya
Redaktur & Reporter : Soetomo