jpnn.com, JAKARTA - Pengumuman hasil seleksi kompetensi PPPK non-guru tahap II pada 13-14 November 2021 menimbulkan kesedihan di kalangan sebagian besar honorer.
Pasalnya, banyak honorer non-guru yang gagal karena tidak mencapai passing grade.
BACA JUGA: Pemilihan Formasi PPPK Tahap II, Guru Honorer Lulus yang Passing Grade Menyiapkan Demo Perdana
"Alhamdulillah pengumuman PPPK non-guru kemarin saya belum lulus," kata Ajun, honorer K2 tenaga kesehatan (nakes) Kabupaten Ponorogo kepada JPNN.com, Minggu (15/11).
Dia mengungkapkan tanpa afirmasi kompetensi teknis memang berat. Untuk kompetensi manajerial, sosiokultural, dan wawancara bisa dilewatinya. Namun, kompetensi teknis gagal karena materinya lebih sulit.
Ajun sangat kecewa dengan rekrutmen PPPK 2021 yang mengakomodasi honorer K2 khususnya perawat, tetapi tidak mendapatkan afirmasi seperti halnya guru honorer yang secara menyeluruh mendapatkan kebijakan khusus.
Padahal kata, Ajun, BKD Ponorogo telah meminta agar ada afirmasi bagi honorer K2 peserta tes PPPK non-guru 2021.
BACA JUGA: BKN Pakai Database 2013 di PPPK 2021, Pentolan Honorer K2: Banyak Bodongnya Itu!
Sayangnya, permintaan BKD diabaikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).
"Letak keadilannya di mana? Jangan ketika menghadapi pandemi Covid-19, nakes dielu-elukan. Giliran seleksi PPPK, nakes tidak dianggap," ucapnya.
Dia berharap pada rekrutmen PPPK 2022, BKD segera mengusulkan formasi nakes perawat dari honorer K2. Honorer K2 harus diprioritaskan karena itu utang pemerintah.
Ajun juga meminta dalam rekrutmen PPPK 2022, honorer K2 yang sudah ikut tes 2021 tidak perlu dites lagi.
Dia mengingatkan negara besar adalah negara yang mampu menghargai jasa para pahlawannya.
Honorer K2 perawat merupakan pahlawan kesehatan, pejuang kemanusiaan, yang selama ini loyalitas dan integritasnya tidak diragukan lagi.
"Pemerintah jangan cuma melihat hasil seleksi kompetensi PPPK yang berlangsung dua jam saja. Lihatlah loyalitas dan integritas kami dalam dunia kesehatan yang sudah berpuluh tahun lamanya," pungkasnya. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad