Tidak Perlu lagi Ada Egoisme Agama

Sabtu, 18 Juli 2015 – 18:42 WIB
Marwan Jafar. Foto: dok.JPNN/Ist

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar, mengajak seluruh masyarakat daerah, khususnya yang berada di pedesaan, menghindari konflik. Karena saat ini eranya desa membangun.

"Hindari konflik, ini era desa membangun. Konflik akan sangat merugikan. Selain akan menimbulkan rasa ketakutan masyarakat, juga akan menghambat kesejahteraan rakyat untuk membangun desa. Padahal kehidupan antardesa juga sangat penting dan perlu rasa kebersamaan," ujar Marwan, Sabtu (18/7).  

BACA JUGA: Warga Tidak Mampu Berhak Dapat PSKS

Marwan mengemukakan ajakannya, menyikapi insiden di Torikala, Papua. Menurut Marwan, peran tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparatur desa sangat penting terjalin.

"Tidak perlu lagi ada egoisme agama dan antardesa. Komunikasi harus dikedepankan untuk menghindari konflik. Saya sampaikan tidak hanya untuk insiden di Papua, tapi untuk seluruh wilayah Indonesia. Harus sama-sama sadar dan tenangkan diri. Bangun solidaritas dan kebersamaan kehidupan beragama dan masyarakat," ujarnya.

BACA JUGA: Rusuh di Papua, Prabowo Subianto: Damai ya

Dengan terbangunnya solidaritas dan terjalinnya harmonisasi antarberagama dan antardesa, Marwan yakin keinginan bersama seluruh rakyat Indonesia untuk membangun wilayahnya secara adil dan merata, akan sama-sama terbentuk.

Dalam kesempatan kali ini, Marwan kembali membeber rencana prioritas kementerian desa. Antara lain terjalinnya koneksitas antardesa terpencil dengan desa lain yang sudah lebih maju.

BACA JUGA: IPW: Saya Heran, Sekelas Syafii Maarif Mengintervensi Proses Hukum

"Dengan cara ini, hubungan ekonomi yang harmonis sangat diperlukan. Jika saling bermusuhan, maka akan sulit pemerataan desa membangun akan terjadi," ujar Marwan.

Mantan anggota DPR ini mengatakan, konflik memang menjadi masalah bersama dari pemerintah pusat sampai tingkat daerah. Namun yang paling terpenting adalah peran di daerah dari jajaran provinsi hingga desa. Pasalnya, mereka yang memahami karakter masyarakat masing-masing.

"Perlu dibangun komunikasi lintas desa, sehingga antar desa akan saling mengenal masyarakat lain.  Cara yang paling sederhana, gotong royong. Tidak hanya terbangun di satu desa saja, tapi perlu melibatkan juga warga desa lain. Misalnya infrastruktur desa, ajak warga antardesa bersama-bersama terlibat," ujarnya.

Menurut Marwan, dengan tradisi gotong royong, sesama warga antardesa akan sama-sama merasakan dan saling memiliki. Sederhana tapi rasa kebersamaan itu sangat penting dan tak ternilai harganya. (gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mereka Berdialog Meminta Warga Muslim Mematuhi, Tiba-tiba Doorr... Jadi Rusuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler