Tidak Pernah Menyesal Pindah Schalke

Kamis, 30 September 2010 – 10:35 WIB

Raul Gonzalez menjadi ikon Real Madrid selama 15 musimNamun, ending kebersamaannya dengan klub ibukota Spanyol itu terbilang pahit

BACA JUGA: Kejar Lisensi A, Ingin Tangani Persma Manado

Korban ambisi Florentino Perez itu kini nyaman bersama Schalke 04


RAUL Gonzalez menyelamatkan Schalke dari kekalahan saat menjamu Borussia Munchengladbach Sabtu malam lalu (25/9).  Dalam kondisi tertinggal 1-2, Raul mencetak gol tambahan Schalke di menit ke-.

BACA JUGA: Gesture Green Lolos Sanksi

sehingga kedudukan jadi imbang 2-2
Itu adalah gol perdana Raul buat Die Knappen?sebutan Schalke?di laga resmi

BACA JUGA: Tim-Tim F1 Sepakat Berhemat


   
Ya, sejak akhir musim panas lalu, Raul memang sudah tidak berada di skuad Real Madrid besutan Jose MourinhoDia resmi menjadi anggota Schalke, dengan status free  transfer alias gratisanItu mengakhiri kebersamaannya dengan Real yang sudah berjalan 15 tahun, bahkan 18 tahun jika dihitung sejak Raul masuk akademi Real pada 1992.   
   
Sebagai pemain yang pernah digelari Pangeran Madrid, cara Real mengakhiri kerjasama dengan dia memang cukup tragisRaul sejatinya tidak ingin pergi dari Santiago Bernabeu, kandang RealApalagi, dalam kontrak yang diteken terakhir, ada klausul yang menyebutkan bahwa dia bisa masuk skuad abadi Real hingga pensiunNamun, kedatangan enam pemain baru awal musim ini membuat Presiden Real Florentino Perez enggan menanggung gajinyaBahkan, presiden yang hobi bikin proyek galacticos itu sampai menyuap Raul agar hengkang dari Bernabeu
   
"Semua yang terjadi beberapa bulan terakhir memang beratTapi kepindahan ke Schalke sama sekali bukan kesalahan," tegas Raul dalam wawancara dengan L"Equipe pekan lalu"Schalke adalah tim yang hebatMemang awal musim ini tidak berjalan seperti harapan, tapi kompetisi berjalan selama 10 bulan," lanjutnya
   
"Saya sudah lama ingin mencoba tipe sepak bola di belahan lain EropaSaya menemukan kultur dan kebiasaan baru di Jerman, dan ini tantangan menarik buat saya," paparnya"Motivasi saya adalah bermain sesering mungkin," imbuh striker 33 tahun tersebut
   
Raul boleh saja bilang begituNamun, publik Madrid masih menyayangkan kepergiannyaSebagai ikon, hampir semua Madridistas berharap dia bakal pensiun di BernabeuItu akan semakin mengukuhkan ke-legendaannya di Real
   
Apalagi, secara kualitas, Raul belum bisa disamai oleh bintang-bintang baru yang didatangkan PerezDelapan tahun silam (di usia yang sama dengan Cristiano Ronaldo sekarang), dia selalu menjadi penyelamat Real di berbagai ajangHingga kini, rekornya sebagai top scorer sepanjang masa Real masih sulit ditandingiDemikian juga predikatnya sebagai top scorer Eropa sepanjang masa dengan 66 gol
   
Kebersamaan Raul dengan Real sejatinya dimulai dari kondisi daruratYa, saat masih kecil, pria asli Madrid itu tidak pernah terpikir hendak membela Real MadridDia malah mendaftar ke akademi milik rival sekota Los Blancos?sebutan Real?Atletico Madrid
   
Tapi, Raul memang ditakdirkan mengukir aneka sejarah dengan RealHanya dua tahun di Atletico, Presiden saat itu Jesus Gil menutup akademi dan semua cabang pembinaan pemain muda karena alasan finansialTak ada pilihan lain, dia pun pindah ke Real
      
Ternyata, di situlah bakatnya mulai terlihatSetelah dua tahun di akademi, dia ditarik Real Madrid CDia hanya butuh kurang dari setahun untuk menembus skuad tim utama Los BlancosSejak itu, dia tak tergantikan sebagai nyawa utama Real di lini depanKarena itu, tidak ada yang menyangka hubungan dia dengan Real tidak berakhir dengan happy ending.
      
"Keputusan saya memang mengagetkan semuaMeninggalkan Bernabeu adalah hari paling berat buat saya," curhat Raul kepada Sky Sports"Sepak bola adalah hidup saya, dan Real Madrid adalah rumah sayaKami sudah menciptakan momen-momen indah," ungkapnya. 
   
Namun, bagi manajemen Real mempertahankan Raul juga sedikit dilematisBukan rahasia lagi, Raul sering menjadi ganjalan pelatih untuk membangun soliditas timSebagai pemain senior dengan karisma luar biasa, dia dihormati banyak pemain mudaBahkan, jika figur sang pelatih kalah karismatis, pemain baru biasanya lebih menghargai Raul ketimbang dirinya entrenador tersebut.
   
Itu paling tampak pada saat-saat terakhir Raul di Bernabeu, yakni musim laluDia sering terlibat bentrok dengan entrenador Manuel PellegriniPenyebabnya aslinya tidak pernah diungkap ke mediaTapi saat itu Raul memang tidak setuju dengan sejumlah keputusan Pellegrini, dan mengajak pemain lain untuk menentang pelatih asal Cile tersebutSalah satunya adalah Guti, yang notabene rekan seangkatan dan teman dekat RaulBahkan, manajemen sempat ikut terpengaruh
   
Alhasil, di saat-saat akhir itu, keberadaannya justru menjadi duri dalam daging buat RealDi sisi lain, Los Blancos sangat ingin mengakhiri paceklik trofiSempat menyatakan ingin pensiun, Raul akhirnya memilih menerima tawaran SchalkePada konferensi pers perpisahannya, dia menyatakan akan kembali ke Real. 
   
"Saya masih menjadi pemain sepak bola, dan saya akan terus bermainItu yang membuat saya pergi," tuturnya"Tapi saya akan selalu loyal kepada RealKapanpun klub membutuhkan, saya akan kembaliUntuk posisi apapun, saya akan mencoba mendedikasikan waktu saya buat Real," janjinya(na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nomor BMX Tak Maksimal di Korsel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler