Tidak Punya Biaya, Banyak Siswa tak Kuliah, Ini Solusinya

Rabu, 19 Desember 2018 – 16:50 WIB
BFI Finance menandatangani perjanjian kerja sama dengan HarukaEDU, Rabu (19/12). Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah siswa di Indonesia yang melanjutkan ke perguruan tinggi meningkat setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tahun ajaran 2010/2011 terdapat 1,08 juta mahasiswa baru. Sementara, pada 2014/2015 mencapai 1,45 juta mahasiswa baru.

Sayangnya, hanya 8,15 persen dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi.

BACA JUGA: Perguruan Tinggi tak Bermutu Bakal Dimerger

Riset yang dilakukan PT Haruka Evolusi Digital Utama (HarukaEDU) tahun 2018 menyebutkan, 79% lulusan SMA/SMK yang bekerja tertarik untuk melanjutkan kuliah. Namun 66% dari keseluruhan responden mengaku terkendala biaya.

Selain itu, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Indonesia juga cukup mengkhawatirkan, yakni hanya mencapai 31,5 persen. Di mana angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

BACA JUGA: Unsada Bakal Gelar Konferensi Internasional Setiap Tahun

Pada fase pendidikan 4.0 dengan perkembangan industri dan teknologi berciri sistem digital, artifisial, virtual dan berskala global, peningkatan kualitas SDM menjadi syarat utama. Dalam upaya untuk menyesuaikan diri dalam fase ini, maka diperlukan akses pendidikan seluas-luasnya agar semua kalangan dapat mengenyam pendidikan yang layak.

"BFI Education memberikan solusi bagi masyarakat untuk merencanakan kebutuhan dana pendidikan," kata Yefta Bramiana, Business Development Head BFI Finance usai menandatangani perjanjian kerja sama dengan Novistiar Rustandi, CEO HarukaEDU sekaligus Pintaria, Rabu (19/12).

BACA JUGA: Semua Sekolah Sudah Harus Siap UNBK

Kolaborasi ini menurut Yefta bertujuan untuk menyediakan akses pembiayaan pendidikan yang inklusif supaya sebanyak mungkin masyarakat bisa mendapatkan akses pendidikan formal maupun informal.

Menyikapi digitalisasi yang telah mengubah pola kehidupan sehari-hari termasuk bidang pendidikan, BFI Education memberikan sarana inklusi pendidikan dengan menggandeng Pintaria yang mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk kuliah dengan metode blended learning, yakni campuran antara pembelajaran online dan tatap muka.

Melalui metode ini, masyarakat bisa mengakses materi kuliah kapan saja, di mana saja, dan hanya butuh satu kali dalam seminggu untuk melakukan perkuliahan di kelas. Melalui metode ini, masyarakat diharapkan bisa meraih gelar sarjana untuk taraf hidup lebih baik yang dibantu oleh layanan pembiayaan BFI Education.

“Target dari kerja sama ini tentu saja masyarakat yang berniat melanjutkan pendidikan S1, S2, atau pun mengambil kursus. Pada tahap awal, program ini menyasar masyarakat di daerah Jabodetabek terlebih dulu. Pastinya, selanjutnya akan berkembang ke daerah-daerah lain di Indonesia,” tambah Yefta.

Dijelaskan, untuk bisa mendapatkan kemudahan pembiayaan dana kuliah dari BFI Education, masyarakat cukup masuk ke Pintaria.com, pilih jurusan dan universitas mitra yang diminati, lalu isi data diri dan pilih BFI Education sebagai pilihan pembiayaan.

Pihak Pintaria dan BFI Finance akan menghubungi pendaftar untuk proses kelengkapan data dan proses pembiayaan. Saat ini, Pintaria sudah bekerja sama dengan sembilan universitas di Jakarta dan Bandung dalam menyelenggarakan kuliah blended learning.

"Saya berharap kerja sama ini akan memberikan dampak positif bagi semua pihak dan memberikan kontribusi pada peningkatan jumlah masyarakat yang mengemban pendidikan tinggi di Indonesia,” tutup Novistiar. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tesis 2018 Ciptakan Generasi Milenial yang Peka Sosial


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler