jpnn.com, JAKARTA - Tesis selama ini kita pahami sebagai karya ilmiah dari mahasiswa program S2, sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Master atau Magister di bidang ilmu tertentu. Namun, siswa-siswi SMAN 8 Jakarta Selatan kelas XI, sudah dianjurkan menyelesaikan ‘Tesis’. Tesis yang dimaksud adalah Temu Sosial Ilmiah SMAN.
Kepala sekolah SMAN 8 Agusman Anwar SPd, Tesis ini diselenggarakan bermula dari keprihatinan akan minimnya nilai-nilai kehidupan pada diri siswa. Sejak tahun 2001, pihaknya menciptakan sebuah laboratorium sosial dan spiritual dalam bentuk kegiatan Tesis.
BACA JUGA: Muatan Bela Negara dan Antikorupsi tak Berupa Mata Kuliah
Pada tahun ini, Tesis diikuti 352 peserta dan diselenggarakan di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Ciwidey Bandung selama empat hari, sejak Jumat (14/12) hingga Senin (17/12). Meskipun secara teknis, sesuai dengan regulasi yang berlaku, inisiator kegiatan ini adalah orangtua siswa melalui komite SMA Negeri 8 Jakarta.
“Saya selaku kepala sekolah mendukung sepenuhnya penyelenggaraan kegiatan Tesis ini sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada peserta didik khususnya siswa kelas XI,” tutur Agusman Anwar Spd, dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/12).
BACA JUGA: Mendikbud: Satu Guru Harus Ajar Dua Mata Pelajaran
Agusman menjelaskan, rangkaian kegiatan tesis itu terdiri atas pelatihan dan bimbingan penulisan ilmiah, pengambilan sample atau data dengan cara terjun ke lapangan sekaligus melakukan bakti sosial. Lebih dari itu, agar para siswa itu menjadi pribadi yang terampil, tangguh dan peka terhadap lingkungan sosial.
Dari data yang didapat itu, lalu dianalisis dan disajikan dalam bentuk tulisan yang kemudian di presentasikan di depan penguji. Karya ilmiah itu dikerjakan secara kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 9 siswa.
BACA JUGA: Pengamat Nilai Kurikulum 2013 Sudah Ketinggalan Zaman
Ketua OSIS SMAN 8 Jakarta Timoty mengaku selama mengikuti Tesis tinggal di rumah warga. Di sana dia belajar langsung soal manajemen waktu di dalam keluarga. Mulai dari beres-beres kamar, memebersihkan rumah, mencuci baju dan sebagainya. "Kami mengikutinya dengan gembira. Ini kegiatan yang seru,” tutur Timoty.
Sementara itu, Ketua Panitia Tesis 2018 Retno Handayani mengatakan, dengan kegiatan tersebut, pihaknya ingin menyiapkan generasi mendatang yang cerdas, terampil, tangguh dan peka sosial.
"Selain mendapat ilmu pengetahuan di sekolah, anak-anak juga mempunyai kepedulian terhadap lingkungan masyarakat. Selain itu untuk melatih kemampuan analitikal dengan kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan yang sistematis dan metodologis. Juga yang tak kalah pentingnya melatih keuletan dan kreatifitas," tandasnya. (jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenalkan 10 Permainan Tradisional pada Generasi Terkini
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh