Tiga Generasi Berebut Kursi Ketua Iluni FH UI

Senin, 16 November 2015 – 18:57 WIB
Handa Abidin. Foto: dok.pribadi

jpnn.com - JAKARTA - Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI) bakal punya ketua umum baru untuk periode 2015-2018. Pemilihan e-voting dimulai 17-20 November 2015 di www.e-ilunifhui.com.

Sedangkan pemilihan langsung pada 21 November saat Munas Iluni FHUI di kampus FHUI Depok dengan menyertakan bukti foto/scan ijazah.

BACA JUGA: Tuding UKG Proyek Habiskan Anggaran, Hanya Bikin Guru Gelisah

Tiga kandidat sudah ditetapkan, mewakili generasi berbeda. Para alumni menyebutnya sebagai "pertarungan tiga generasi".

Ahmad Fikri Assegaf mewakili sosok senior karena berasal dari FHUI 1986, kemudian Andre Rahadian (FHUI 1991), dan ketiga Handa S Abidin (FHUI 2003). Dua kandidat Fikri dan Andre berlatar belakang advokat/ lawyer.

BACA JUGA: Kronologi Gugurnya Guru Muda Saat Mengabdi di Sambas

Handa berasal dari lingkungan akademisi. Pria bergelar Ph.D dari The University of Edinburgh School of Law di Inggris itu, kini menjabat sebagai pimpinan tertinggi di Program Studi Hukum Bisnis Podomoro University.

Handa yang gelar S2-nya didapat dari The George Washington University Law School di negara Obama, Amerika Serikat itu menawarkan paradigma organisasi modern yang mengedepankan visi melayani anggotanya.

BACA JUGA: Setelah Dokter, Guru Muda Gugur Saat Mengabdi di Daerah Terpencil

"Jika saya terpilih, langkah awal yang akan dilakukan adalah dengan mengumpulkan data-data para alumni dengan lengkap dan akurat. Hal ini sangat penting sebagai tonggak untuk melaksanakan program-program utama kita," jelas pria yang juga mengajar di program S2 Hukum di beberapa universitas swasta di Jakarta ini, Senin (16/11).

Handa yang juga menjabat sebagai Direktur THALS Legal Specialist itu menawarkan 11 proker utama. Yaitu, smartlaw directory, support reuni angkatan, mentor alumni, persiapan S2 dan S3 di luar negeri, email subscription service, ask Iluni FHUI, giving to FHUI, list of experts, practitioner and lecturer research initiative, klinik hukum, press release.

"Alumni FHUI itu banyak yang sukses di bidang hukum dan bidang yang sama sekali tidak berhubungan dengan hukum. Tinggal bagaimana menggabungkan kemampuan alumni yang ada sehingga bisa secara khusus memberikan manfaat bagi alumni FHUI dan FHUI, serta secara umum berkontribusi terhadap pembangunan hukum di Indonesia. Caranya dalam konteks nasional antara lain dengan mengajak ahli dan praktisi hukum lulusan FHUI untuk ikut dalam pembuatan naskah akademik suatu peraturan," beber Handa, 30, yang sudah menulis lebih dari 50 jurnal hukum dan penelitian di media massa dan bukunya sudah diterbitkan di Amerika Serikat tersebut.

‎Dia mengaku dukungan datang dari semua kalangan alumni, angkatan 1965 hingga 2010-an. Termasuk tokoh dan pakar hukum perbankan Indonesia, Pradjoto (FHUI 1974).

Dalam video dukungannya yang beredar di Youtube, Pradjoto mengatakan kekagumannya terhadap sosok Handa yang sarat prestasi akademis dan paradigma Handa yang diharapkan memberikan sentuhan luar biasa bagi kemajuan Iluni FHUI.

Dukungan juga datang dari alumni FHUI Rahmat Bastian. "Saya yakin Handa bisa kerja cepat, energik, dan dinamis. Contohnya sederhana, sebelum usia 30 tahun telah dipercaya almamaternya di luar negeri mengemban gelar Doktor (Ph.D)," sebutnya ditemui terpisah.

Rahmat juga menyebut, banyak angkatan senior yang suka dengan sikap sederhananya. "Saya melihat, Handa satu-satunya kandidat yang paling netral karena bebas doktrin hijau, merah, senat, atau kantin yang selama ini membelenggu kekompakan mahasiswa hingga alumni. Padahal persaingan di luar hanya melihat alumni Indonesia, Singapura, Malaysia, atau Australia," analoginya.

Alumni lainnya, Saras Latifa dari FHUI 1990 mengatakan pentingnya partisipasi orang muda untuk mengemban tugas sebagai Ketum Iluni. "Darah muda memang dibutuhkan untuk membawa perubahan. Handa kandidat yang potensial, kebetulan juga berasal dari akademisi, sehingga akrab dengan lingkungan kampus," pujinya.

Hanya saja, Saras yang saat ini bekerja di Firma Hukum BE Partners itu tidak secara tegas memberikan dukungan kepada siapa. "Saya sudah milih. Yang penting adalah ketua yang baru bisa mempersatukan alumni dan tidak menciptakan gap-gap antara senior dan junior. Intinya adalah merangkul lebih banyak alumni dengan proker yang menjunjung tinggi asas kesetaraan dan pemberdayaan," paparnya panjang lebar.

Begitu pun dengan Rudhi Mukhtar. Pria alumni FHUI 1992 itu berharap ketua baru bisa mengoptimalisasikan jaringan. "Yang dibutuhkan alumni adalah akses agar ada kemudahan bagi junior untuk terjun ke dunia hukum. Baik itu di Indonesia atau pun internasional," harapnya‎. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Darmin Nasution: Kantongi Sertifikasi untuk Hadapi MEA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler