jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan, bukan perkara mudah bagi perseroan untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani.
Kata Aas, ada beberapa kendala yang kerap timbul di lapangan dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
BACA JUGA: Percepat Program Sejuta Rumah, Pemerintah Sederhanakan Perizinan
Seperti masih ada petani yang belum terdaftar dalam RDKK sehingga tidak memperoleh jatah pupuk bersubsidi.
Kemudian alokasi yang terbatas untuk daerah tertentu, dan masih ada petani yang belum melaksanakan pemupukan berimbang.
BACA JUGA: Pertamina Targetkan Rasio Cadangan Migas Naik 400 Persen
"Pola pemupukan yang dianjurkan pemerintah saat ini adalah 5:3:2, yaitu 500 kg pupuk organik, 300 kg pupuk NPK dan 200 kg pupuk urea untuk setiap hektar lahan," ujar Aas dalam siaran persnya, Sabtu (20/8).
Meski begitu, ia menegaskan bahwa stok pupuk subsidi masih aman hingga lima bulan ke depan, untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Di mana saat ini total stok pupuk bersubsidi untuk NTB per 16 Agustus 2016 sebanyak 69.770 ton.
BACA JUGA: Cegah Berbagai Penyimpangan, PT Pupuk Buat Kebijakan
"Angka ini mencapai lebih dari sepuluh kali lipat dari ketentuan stok Pemerintah, yaitu 5.325 ton," tegasnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Muamalat Optimalkan Potensi di Ponpes
Redaktur : Tim Redaksi