jpnn.com, PALEMBANG - Light rail transit (LRT), bus rapid transit (BRT), dan angkutan kota (Angkot) di Kota Palembang kini saling terintegrasi dari sisi fisik atau perpindahan antarmoda sampai sistem pembayaran.
Integrasi tersebut makin memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat untuk menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.
BACA JUGA: Kemenhub Beraudiensi dengan Sopir dan Pemilik Truk untuk Bahas Hal Ini
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjajal langsung layanan angkutan massal yang terintegrasi tersebut pada Minggu (27/2).
Menhub menggunakan LRT dari Stasiun LRT Sumsel di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, kemudian turun di Stasiun Garuda Dempo.
BACA JUGA: Kemenhub dan Polri Bersinergi untuk Menangani Truk ODOL
Menhub melanjutkan perjalanan dengan angkot menuju Stasiun LRT Bumi Sriwijaya, untuk menghadiri acara peluncuran Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan umum.
Dalam peluncuran ini, ada beberapa bantuan program subsidi yang bekerja sama dengan Bank Pembangunan Sumsel Babel.
BACA JUGA: Kemenhub Berkomitmen Melaksanakan Lima Agenda Prioritas, Apa Saja?
“Naik angkutan umum di Kota Palembang sekarang makin nyaman dan bisa diandalkan. Harga terjangkau, aksesnya mudah, tidak macet, mengurangi tingkat kecelakaan, dan lebih ramah lingkungan,” kata Budi Karya.
Menhub menjelaskan, Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan Umum merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan angkutan umum berbasis jalan dan rel di kawasan perkotaan.
Melalui gerakan ini, Kemenhub mengajak masyarakat untuk mengutamakan penggunaan angkutan umum daripada pribadi.
Kota Palembang menjadi kota percontohan dari gerakan ini yang nanti diaplikasikan di kota lainnya yang memiliki karakteristik yang sama.
“Kota Palembang menjadi salah satu kota yang memiliki angkutan umum lengkap, mulai bus, LRT, angkot, hingga angkutan sungai dan danau yang saling terhubung,” ujarnya.
Menhub mengungkapkan, Kemenhub berkolaborasi dengan pemerintah daerah, para akademisi, budayawan, sosiolog, dan media untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.
Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan data, penggunaan kendaraan pribadi, khususnya roda dua, yang meningkat di Palembang berdampak pada bertambahnya jumlah kecelakaan lalu lintas.
Pada 2020, terjadi 478 kecelakaan lalu lintas yang didominasi kecelakaan kendaraan bermotor roda dua.
Pada 2021, jumlahnya meningkat menjadi 772 kejadian dan masih didominasi kendaraan roda dua.
Kemenhub bekerja sama dengan pemerintah daerah provinsi/kota di wilayah Sumatera Selatan telah mengoptimalkan layanan angkutan umum di Kota Palembang.
Di sektor perhubungan darat, program yang tengah dijalankan Ditjen Perhubungan Darat adalah pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan di wilayah perkotaan dengan skema buy the service (BTS).
Yang dikenal sebagai Transportasi Ekonomis, Mudah, Aman, dan Nyaman atau Teman Bus.
Program Teman Bus dilaksanakan sejak 2020 dan telah dilaksanakan di sepuluh kota besar di Indonesia, yakni Surakarta, Denpasar, Yogyakarta, Medan, Banjarbakula, Mamminasata, Banyumas, Surabaya, Bandung dan juga Kota Palembang.
Di sektor kereta api, Ditjen Perkeretaapian Kemenhub melalui Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan menjalankan sejumlah program.
Di antaranya, menyiapkan 5 ribu kartu secara bertahap dan tiket berlangganan untuk ASN Pemda Kota Palembang melalui koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Kegiatan Gernas Kembali ke Angkutan Umum disiarkan secara live streaming melalui YouTube Kementrian Perhubungan https://youtu.be/1CnfexmNPtA. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi