jpnn.com, JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menegaskan sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan mantan Panglima TNI, dia akan memastikan bahwa pemerintah Indonesia memberikan jaminan penuh akan stabilitas dan keamanan para investor.
Karena itu dia mengawal penuh investasi yang masuk ke Indonesia
BACA JUGA: Jokowi Ngebet Investasi dan Buruh Asing Dipermudah, Tapi...
“Dari sisi keamanan dan stabilitas. Indonesia sudah sangat dewasa dalam berdemokrasi, sehingga meskipun tahun ini akan berlangsung pemilihan kepala daerah di 171 kabupaten/kota, dan provinsi, saya sudah memonitor perkembangannya dan sejauh ini situasinya sangat kondusif,” ujar Moeldoko, Sabtu (3/2).
Moeldoko mengatakan, peringkat investasi dan kemudahan berusaha di Indonesia memang meningkat cukup signifikan berdasarkan laporan terakhir.
BACA JUGA: Moeldoko Jabat KSP, Ini Harapan Walhi
Tiga pemeringkat investasi internasional, yakni Fitch Ratings, Standards and Poor’s, dan Moody’s Investor Service, memberi rapor sangat positif terhadap iklim investasi Indonesia.
Laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-72, atau naik 19 tingkat dari posisi sebelumnya dalam hal kemudahan berusaha/berbisnis.
BACA JUGA: Sepertinya Ini Penyebab Moeldoko Memikat Jokowi
Saat rapor dan peringkat itu diumumkan, Presiden Jokowi menyatakan bahwa yang diperlukan adalah bekerja lebih keras lagi.
Karena itu, dalam sepekan ini, Moeldoko juga sudah menggelar tiga diskusi penting.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko itu sudah berulang kali dipanggil Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, selain mendampingi beberapa kegiatan di sejumlah tempat, termasuk dalam acara rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan.
Selain berdiskusi dengan Presiden, pada pekan ini Moeldoko bertemu dengan beberapa pihak terkait upaya untuk mendongkrak investasi dan ekspor ini.
Setidaknya, tiga lembaga yang berhubungan dengan investasi ditemuinya pada pekan ini.
Pada 30 Januari lalu, Moeldoko bertemu dengan Rodrigo A. Chaves, Country Director Bank Dunia Group untuk Indonesia.
Doktor ekonomi lulusan Ohio State University tersebut berdiskusi dengan Moeldoko tentang perkembangan ekonomi global dan bagaimana Indonesia memainkan peranannya.
“Indonesia adalah negara yang sangat besar, dan akan sangat menentukan dalam sistem ekonomi baru ini. Dunia membutuhkan Indonesia. Ini adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar, sementara kawasan-kawasan seperti Timur Tengah atau Afrika Utara tengah dilanda ketidakpastian,” ujar Rodrigo.
Di situlah Indonesia akan memainkan peranan penting, di tengah-tengah perubahan geopolitik dan ekonomi dunia, karena dari sisi skala maupun sumber daya alam dan manusia, Indonesia memiliki semuanya.
Pria asal Kosta Rika tersebut melanjutkan, tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana tatakelola dan mengoordinasikan semua potensi yang dimiliki.
“World Bank Group memiliki sumber daya manusia terbesar yang bekerja di Washington, AS. Dan Indonesia, World Bank adalah kantor terbesar kedua dengan karyawan kurang lebih 350 orang. Lebih besar daripada Tiongkok, Eropa, atau negara-negara lain. Kami melihat dan belajar banyak, menemukan pengalaman-pengalaman empirik di Indonesia, yang berguna bagi World Bank untuk menyusun kebijakan di negara-negara lainnya,” ujar Rodrigo.
Menurutnya, ada tiga kunci atau pilar yang dapat membuat apa yang sudah dicapai Indonesia selama ini bisa dijaga atau ditingkatkan.
Pertama adalah indikator-indikator makro ekonomi yang positif, sehingga memberi landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi inilah yang merupakan pilar kedua mendorong kemajuan. Pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi, mengutamakan sektor riil dan berbasis pada ekonomi produktif di sektor riil.
Ketiga adalah bagaimana membuat masyarakat luas mendapatkan manfaat dari setiap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah. “Kita harus dapat membuat semua masyarakat bahagia,” ujarnya.
Dua hari setelahnya, 1 Februari, Moeldoko menemui Direktur Hubungan Global OECD atau Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Andreas Schaal di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta.
Didampingi oleh Kepala Divisi Asia Tenggara OECD Alexander Bohmer dan Kepala Perwakilan OECD untuk Indonesia/ASEAN Massimo Geloso Grosso, Andreas dalam pertemuan tersebut menjelaskan, OECD sangat gembira bahwa Indonesia selama ini telah menjadi mitra bagi OECD.
Kemitraan dengan Indonesia, bagi OECD adalah sangat penting dan strategis, mengingat posisi Indonesia, baik secara regional maupun global.
Kemudian, 2 Februari, Moeldoko bertemu US-ASEAN Business Council atau Dewan Bisnis AS-ASEAN.
Alexander C. Feldman, Presiden dan CEO organisasi tersebut, didampingi oleh Kepala Perwakilan US-ABC di Indonesia Desi Indrimayutri mengaku sangat senang bisa bertemu dengan salah satu orang dan lembaga kepercayaan Presiden Jokowi yakni Moeldoko.
Alex menjelaskan kepada Moeldoko, klien atau anggota dari US-ABC adalah 157 perusahaan dari 500 perusahaan yang terdaftar di dalam Fortune 500 atau 500 perusahaan paling terkemuka di dunia.
“Relationship is important,” kata Alex.
Dia menambahkan, kerja sama dan dialog strategis sudah dilakukan antara Pemerintah Indonesia, baik oleh Presiden Jokowi dengan Barrack Obama ataupun Donald Trump.
Oleh karena itu, dia dan organisasi yang dipimpinnya akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk menjaga kerja sama dan meningkatkan investasi di Indonesia. (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Kok Tidak Bisa Lari Cepat?
Redaktur & Reporter : Natalia