Dua pria dan seorang remaja telah mengaku bersalah karena mempersiapkan serangan teror terhadap gedung-gedung pemerintah di Kota Sydney, negara bagian New South Wales (NSW), termasuk markas Kepolisian Federal Australia (AFP).
Persidangan mereka seharusnya segera dimulai, tapi ketiga terdakwa -Sulayman Khalid, Jibryl Almaouie dan seorang remaja yang tidak dapat diungkapkan identitasnya -sudah mengaku bersalah pada hari Senin (31/7/2017) di Mahkamah Agung Paramatta, Sydney.
Khalid dan Almaouie tidak berdiri saat mereka mengaku bersalah.
Ketiga terdakwa ini dituduh berkonspirasi untuk mempersiapkan sebuah serangan teroris terhadap sejumlah bangunan pemerintah, termasuk penjara Lithgow, selama periode 7 November sampai 18 Desember 2014.
Mahkamah Agung mendengar keterangan bahwa senjata api akan digunakan dengan maksud untuk "melancarkan aksi politik, agama atau ideologis, yaitu jihad kekerasan".
Saat mengaku bersalah, Khalid awalnya mengatakan "tidak bersalah" dan kemudian dengan cepat menambahkan "maaf, bersalah".
Di luar pengadilan, ibu Khalid, Domenica Biscotto, mengatakan bahwa dia terus mendukung anaknya.
"Sangat sulit untuk mendapatkan bukti, jelas dia telah menjalani hukuman selama hampir tiga tahun di Supermax (penjara dengan tingkat keamanan maksimum di Goulburn, NSW), bahkan untuk masuk ke sana saja sulit apalagi untuk mendapatkan pengadilan yang adil sangat sulit namun kami percaya pada keadilan, "Katanya kepada wartawan.
Pengadilan juga mengungkap bahwa tiga orang lainnya telah mengaku bersalah dalam kasus ini dengan tuduhan yang lebih rendah yakni mengetahui dokumen yang terkait dengan persiapan tindakan teroris.
BACA JUGA: Kian Banyak Wanita Australia Bekukan Sel Telurnya
Dua dari ketiga pria tersebut, saudara laki-laki Jibryl Almaouie, Mohamed, dan Farhad Said telah mengaku bersalah pada 19 Juli tahun ini.
Sementara orang ketiga, Ibrahim Ghazzawy, mengaku bersalah sebelumnya dan telah dijatuhi hukuman penjara sampai delapan setengah tahun pada Mei lalu dengan masa non- pembebasan bersyarat selama enam tahun empat bulan.
Pada hari Senin (31/7/2017), perintah non-publikasi atas putusannya dicabut dan merujuk keenam konspirator itu sebagai bagian dari "Kelompok Khalid".
Sidang pembacaan vonis terhadap kelima terdakwa ini akan digelar pada awal Oktober mendatang.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA JUGA: Temuan Ratusan Lukisan Batu Purba Aborijin di Arnham Land
Diterjemahkan pada 17.00 WIB, 31/7/2017 oleh Iffah Nur Arifah.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA JUGA: Mantan Dubes Untuk Indonesia Ditunjuk Jadi Sekretaris Dephan Australia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Parlemen di Australia Dilarang Masuk ke AS