jpnn.com, BARITO KUALA - Polisi Malaysia menangkap tujuh orang teroris yang berafiliasi dengan ISIS. Tiga di antaranya berstatus warga negara Indonesia (WNI).
Kepala Kepolisian Malaysia Inspektur Jenderal Mohd Fuzi Harun mengatakan, penangkapan dilakukan dalam operasi yang berlangsung pada 12 dan 17 Juli di Terengganu, Selangor, Perak, dan Johor.
BACA JUGA: BNPT Siapkan SOP Keamanan Obvitnas Energi
Para tersangka diduga kuat merencanakan pembunuhan terhadap sejumlah petinggi Negeri Johor, termasuk Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
"Tersangka adalah pendukung Daesh yang berdasarkan postingan-nya di akun Facebook membuat ancaman untuk membunuh Raja Sultan Muhammad V, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, dan Menteri Mujahid Yusof Rawa," ungkap Fuzi seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (19/7).
BACA JUGA: Najib Mengaku Bokek, Putranya Malah Pamer Nonton Final PD
Salah satu tersangka asal Indonesia diketahui memiliki hubungan dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sementara WNI lainnya adalah seorang pengangguran berusia 34 tahun yang tinggal di Johor.
WNI ketiga berusia 26 tahun yang ditangkap di negara bagian Terengganu. Pria itu adalah anggota Negara Islam Indonesia (NII) asal Bandung. "Tersangka juga menjalani sejumlah latihan para militer yang dikelola NII di sekitar Bandung pada 2015-2017," Fuzi menjelaskan.
BACA JUGA: Najib Siapkan Pembalasan untuk Jaksa Agung dan Bos KPK
"Istrinya adalah warga Malaysia yang juga menyatakan kesetiaannya terhadap kelompok militan NII di Bandung," lanjut dia.
Sedangkan WN Malaysia yang jadi tersangka diduga kuat adalah bekas anak buah Muhammad Wanndy Mohamed Jedi, anggota ISIS asal Malaysia yang terlibat dalam konflik di Suriah. Wanndy yang telah tewas pada 2017 silam merupakan dalang di balik aksi teror di Movida Club, Puchong, Selangor dua tahun lalu.
"Para tersangka menganggap pemimpin di Malaysia tidak Islami karena tidak memerintah negara berdasarkan hukum syariah," ungkap Fuzi. (ce1/trz/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Speaker Dewan Rakyat Dari Rayuan
Redaktur & Reporter : Adil