Tiket Pesawat Mahal, Rindu Keluarga Dipendam

Jumat, 18 Januari 2019 – 00:56 WIB
Pesawat Garuda. Ilustrasi Foto: dok.JawaPos.com

jpnn.com, BALIKPAPAN - Mahalnya harga tiket pesawat yang sudah terjadi sejak beberapa waktu terakhir ini dirasakan betul oleh para pekerja di perantauan. Rindu berjumpa keluarga pun terpaksa dipendam.

Seperti yang diketahui, pekerja di Balikpapan, Kaltim, cukup banyak perantau. Apalagi, beberapa perusahaan BUMN beroperasi di Kota Minyak.

BACA JUGA: Restoran Diprediksi Terdampak Harga Tiket Pesawat Mahal

Seperti salah seorang karyawan Telkomsel yang bertugas di Balikpapan, Dendy Prastyo. Ia tidak bisa menutupi rasa kecewanya melihat harga tiket yang tergolong mahal.

Bukan dia saja, semua teman perantaunya yang tidak membawa keluarganya ke Balikpapan kecewa. Petisi yang disebar melalui aplikasi jejaring sosial, sudah mereka isi semua.

BACA JUGA: Penurunan Harga Tiket Pesawat Belum Menyeluruh

“Dibanding harga tahun lalu ketika low season, dengan sekarang cukup jauh bedanya. Bisa Rp 500 ribu. Dulu saya pulang ke Jakarta satu bulan bisa dua sampai tiga kali. Sekarang melihat harga tiket mau tidak mau hanya satu kali,” ucapnya seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Dendy mengatakan, keluarga besar dan istri serta anaknya tinggal di Jakarta Selatan. Tepatnya Lebak Bulus. Biasanya ia pulang menggunakan Lion Air pukul 19.00 Wita pada Jumat. Kembali ke Balikpapan Senin pagi dengan penerbangan pukul 05.00 WIB.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Melonjak, Sekali Laga Away Rp 520 Juta

Ia pribadi sebenarnya rindu dengan anak serta istri. Apalagi anaknya masih balita. “Ya masih senang-senangnya pasti orangtua dengan anak balita. Tapi tiket mahal mau bagaimana lagi. Terakhir pulang awal Januari lalu,” ujar pria yang sudah tiga tahun bertugas di Balikpapan ini.

Pria yang menjabat sebagai staf regional account management ini berharap, agar harga tiket kembali normal. Infonya daerah lain sudah mulai turun.

“Masak harga tiket Balikpapan-Singapura lebih murah daripada Jakarta-Balikpapan. Kan lucu,” serunya.

Senada yang dialami Muhammad Putra Dewanto, karyawan PT Pertamina ini terpaksa membeli harga tiket pada 25 Januari.

Biasanya harga normalnya Rp 1,3 juta – Rp 1,5 juta untuk maskapai Garuda Indonesia tujuan Jakarta. “Paling mahal juga Rp 1,9 juta. Ini saya beli Rp 2,1 juta,” imbuhnya.

Ia harus pulang pada 25 Januari karena di esok harinya akan bertunangan. “Ya, kemarin saya belum beli karena saya kira harga tiket akan kembali normal. Memang Desember lalu, waktu saya cek tiket lewat travel online harga di tanggal 25 Januari sudah Rp 1,9 juta,” jelas pria yang bertugas di humas Pertamina RU V Balikpapan ini.

Putra mengaku cukup kecewa dengan kebijakan maskapai yang menerapkan harga tinggi. Cukup banyak teman kantornya yang mengeluh. Nantinya, ia mengaku pasti akan bolak-balik mengurus acara pernikahan. Tapi kalau tiket sudah mahal, kemungkinan besar akan banyak diurus oleh calon istrinya.

Salah satu karyawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Adinda Ratu, juga sangat kecewa. Frekuensi ia pulang ke Jakarta pun berkurang, menjadi sekali dalam sebulan. Sebelumnya, ia pulang bisa sampai tiga kali sebulan. Minimal dua kali.

“Suami saya tugasnya di Jakarta. Saya di Balikpapan. Ya kalau ketemu cuma di hari libur atau long weekend. Kadang dia yang ke Balikpapan. Tapi kalau melihat tiket seperti itu, ya kami mikir lagi. Soalnya naiknya cukup tinggi. Bisa sampai Rp 500 ribu. Dulu Batik Air ada harga Rp 800 ribuan, sekarang sudah Rp 1 jutaan. Garuda biasanya saya beli Rp 1,4 juta sekarang Rp 2,1 juta,” tuturnya.

Dinda, akrab disapa, bahkan setiap hari mengecek tiket melalui aplikasi travel online. Tapi tak kunjung turun. Diinformasikan ada penurunan, nyatanya sampai saat ini tidak ada.

Bukan hanya dia, teman satu kantor yang sama dengannya merasa kecewa. Akhir pekan lalu ia bahkan tidak pulang. Awalnya ingin ke Jakarta. Karena mahalnya harga tiket, ia dan karyawan BI lainnya menghabiskan akhir pekan bersama.

“Kami membuat acara di luar agenda kami. Hitung-hitung sebagai hiburan. Keluarga saya semuanya ada di Jakarta. Kalau mahal seperti ini kasihan kami anak rantau. Yang pasti (harga tiket) ini, saya berharapnya balik normal lagi karena kan berat juga buat yang merantau, harus bolak-balik," tutupnya. (*/ctr/aji/dwi/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maskapai Dinilai Gagal Pahami Psikologi Konsumen


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler