Tim 8 Duga Uang Balik Ke Anggodo

Semua Lembaga Dikerubuti Markus

Senin, 09 November 2009 – 00:31 WIB

JAKARTA - Hingga hari ke lima, Tim 8 yang diketuai Adnan Buyung Nasution sudah mewawancara banyak pihakNamun hingga kemarin belum ada kesimpulan final yang bisa disampaikan ke Presiden SBY

BACA JUGA: Manohara Siap Gugat Balik

Setelah mewawancarai Mantan Ketua KPK Antasari Azhar, tim kini tengah merumuskan kesimpulan sementara yang akan disampaikan kepada presiden

   
"Kami memulai membuat kesimpulan sementara yang akan disampaikan kepada presiden," jelas anggota tim 8 Anies Baswedan

BACA JUGA: Ragukan Aliran Dana ke KPK

Namun bagaimana kesimpulannya, Anies  masih merahasiakannya
Yang pasti, hasil wawancara dengan sejumlah pihak itu telah mampu mengurai benang kusut konflik KPK dengan  Polri tersebut

BACA JUGA: Poster Polisi Super Anggodo


   
Namun bagaimana hasil kerja mereka? Sumber internal di tim 8 yang tak mau disebut namanya mengungkapkan bahwa prinsipnya di tiga lembaga itu memiliki persoalan"KPK, polisi dan kejaksaan semuanya ada masalah," jelasnya
   
Masalah itu, kata dia, terjadi di level pejabat tengah ke bawah"Perilaku kayak begini terjadi di semua institusi," jelasnyaSalah satunya adalah persoalan makelar kasus
   
Dia mengungkapkan bagaimana seorang yang makelar kasus bisa mengumpulkan informasi dari KPK lalu menceritakannya kepada pengusaha"Kalau semacam ini diceritakan pasti para pengusaha ketakutan," ujar sumber ituHal semacam ini yang harus diselesaikan segera
   
Dia menambahkan aliran dana ke pimpinan KPK ini masih sangat gelap"Yang sangat terlihat itu hanya ke Ari Muladi sajaTapi dari Ari ke pimpinan KPK itu sangat gelap," jelasnyaSoal ini, polisi tak bisa menjelaskan bukti materiil yang cukup untuk  menyeret Chandra dan Bibit ke perkara hukum.
   
Bahkan, muncul nama baru Yulianto"Bagi kami Yulianto itu setan gundul atau apa tidak pentingSebab yang kelihatan dana itu hanya sampai Ari saja," ucapnya
    
Dia menambahkan, bahwa pembuktian perkara pidana tidak bisa berlandaskan keyakinan saja"Ini tak seperti ilmu teologi, dimana yang dipelajari keyakinan," tambahnyaTim juga mengkahawatirkan jangan-jangan Yulianto adalah orangnya Anggodo"Bisa jadi uang balik ke Anggodo tapi sasaran tembak Bibit dan ChandraSoal ini perlu pendalaman pula," tambahnya
   
Sumber itu menambahkan, kalau hal tersebut dipaksakan, maka dikhawatirkan mengakibatkan kehancuran bagi kepolisian dan kejaksaan"Ini harus sangat hati-hati," ungkapnya.
   
Rekomendasi yang akan dibawa ke meja SBY pagi ini sebenarnya sudah bisa ditebak arahnyaMisalnya dari pernyataan Ketua TPF Adnan Buyung Nasution yang menilai masih banyak mata rantai yang hilang pada kasus yang melibatkan dua wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif sebagai tersangka ituDengan masih adanya alur yang terputus itu, Buyung menilai, kasus itu tak akan berguna diajukan ke pengadilan.
    
"Itu termasuk yang harus kita dalami lagi, dimana missing link-nya, ini akan menjadi masalahApakah perkara yang masih misssing link dibawa ke pengadilan? Kalau ke pengadilan buat apa? Hanya buang waktu, tenaga, pikiran, dan mengecohkan masyarakatOrangnya pun tersiksa jadi terdakwa," ujar Buyung sebelum pemeriksaan terhadap Antasari Azhar.
    
Anggota Tim 8, Todung Mulya Lubis secara pribadi menilai, proses penyidikan yang dilakukan terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah seharusnya bisa dihentikan melalui dikeluarkannya surat perintah penghentian penyidikan (SP3)Hal ini terutama karena melihat begitu besarnya gelombang reaksi dari masyarakat terhadap kasus ini
    
Hingga saat ini, kata Todung, Tim 8 masih mengumpulkan data-data dari pihak-pihak terkait dalam kasus ini"Kasus ini seharusnya bisa di-SP3-kan atau kalau tidak Jaksa Agung bisa mengeluarkan SKPP, yaitu surat ketetapan penghentian penuntutan," kata Todung.
    
Namun, kata Todung, untuk sampai ke tahap itu, harus juga diperkuat dengan bukti-bukti dan temuan-temuan kuat hingga bisa direkomendasikan"Kami masih butuh informasi untuk sampai pada rekomendasi akhirBesok (hari ini) itu baru rekomendasi awal," katanya.
    
Todung juga melihat, sampai saat ini gelombang reaksi masyarakat sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan"Di berbagai kota sudah ada demo di mana-manaPerlawanan online tak bisa diabaikan karena terlalu cepat dinamikanya dan mendapat dukungan luas," katanya.(git/rdl/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyidik Bersikukuh Cukup Bukti


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler