jpnn.com, JAKARTA - Inisiator Tim 9 Honorer K2 Eko Mardiono mengungkapkan mereka akan bertemu di Jakarta untuk rekonsiliasi dan menyiapkan gebrakan awal.
Eko memastikan bahwa Tim 9 bukan hanya sekadar reuni, tetapi benar-benar akan bergerak demi menyelamatkan honorer K2.
"Jiwa kami berontak ketika honorer K2 dirampas hak-haknya dan dikalahkan oleh para pendatang baru," kata Eko kepada JPNN.com, Senin (31/1).
Dia menegaskan honorer K2 memang sudah terpecah belah.
BACA JUGA: Tim 9 Honorer K2 Turun Gunung, Bawa Misi Penting untuk Tenaga Teknis Administrasi
Namun, dia optimistis honorer K2 masih bisa disatukan kembali.
Sebab, visi misinya tetap sama, yakni mendapatkan status aparatur sipil negara (ASN).
BACA JUGA: DPR Desak Nadiem Makarim Terbitkan Regulasi Pengangkatan Guru Honorer Jadi PPPK Tanpa Tes
Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Kabupaten Jawa Timur itu menyebutkan selama ini ketidakadilan sudah diterima mereka.
Menurut dia, payung hukum buat honorer K2 nyata-nyata diberikan kepada formasi lain.
"Guru bantu DKI Jakarta diangkat CPNS pada April 2015 dengan menggunakan PP 56 Tahun 2012 yang sudah kedaluwarsa,” ucapnya.
Anehnya, lanjut Eko, ketika menyelesaikan honorer K2, pemerintah bersikeras tidak mau melanggar peraturan perundang-undangan.
Begitu juga saat seleksi 1 juta PPPK guru, bukti ketidakadilan terpampang jelas.
Honorer K2 yang seharusnya diprioritaskan lebih dulu, malah diberikan afirmasi sangat sedikit.
Pemerintah, kata Eko, lebih mengutamakan guru swasta dan peserta yang belum pernah mengabdi.
Yang menyakitkan hati honorer K2, dalam seleksi PPPK nonguru, tenaga kesehatan, penyuluh, teknis lainnya dan administrasi tidak mendapatkan afirmasi. Mereka harus bertarung dengan umum.
"Saatnya kami meminta keadilan. Berikan formasi khusus bagi tendik dan teknis lainnya dalam seleksi ASN tahun ini," pungkas Eko Mardiono. (esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad