jpnn.com - JAKARTA - Tim SAR Indonesia di Nepal hingga saat ini masih melakukan pencarian terhadap tiga WNI yang tergabung dalam Taruna Hiking Club (THC). Mereka adalah Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat. Saat gempa di negara tersebut ketiganya sedang melakukan pendakian di Mount Everest.
Menurut Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal usaha pencarian tersebut sempat dihadang kendala sebelumnya. Pasalnya, moda udara untuk pencarian tidak tersedia.
BACA JUGA: Mantan Pimpinan KPK Sebut Novel Bukan Tipe Penjilat Atasan
"Pencarian yang dipimpin oleh Kolonel (pnb) Indan Gilang tersebut semula akan dilakukan kemarin. Tapi terkendala oleh ketersediaan helikopter," ujar Iqbal melalui pesan singkat, Minggu (3/5).
Namun, setelah Duta Besar Indonesia untuk Dhaka Iwan Wiranataatmadja melakukan pendekatan pada pemerintah setempat, akhirnya tim berhasil mendapatkan helikopter yang dibutuhkan untuk pencarian tersebut. Helicopter jenis AS350 Be milik Shree Airlines tersebut hari ini akan melakukan pencarian selama 2-4 jam.
BACA JUGA: Busyro: Novel Baswedan Bukan Tipe Penjilat Atasan
Pencarian akan difokuskan di wilayah Langtan. Kemungkinan itu adalah lokasi terakhir tiga WNI. Sebelum dilakukannya pencarian, tim telah berkomunikasi dengan keluarga ketiga WNI di Bandung untuk menyampaikan rencana pencarian tersebut.
"Hingga saat ini proses pencarian masih berlangsung," kata Iqbal.
BACA JUGA: Ini Alasan Penangkapan Novel Disebut Sarat Kepentingan
Dua dari tiga WNI itu adalah pasangan yang baru saja menikah yaitu Alma Parahita dan Kadek Andana. Pendakian itu adalah perjalanan bulan madu keduanya. Informasi pertama diperoleh dari THC yang menyebutkan ketiga WNI tersebut tiba di Kathmandu pada 19 April dan esoknya memulai pendakian.
Pada 21 April, mereka menuju Syabru Besi didampingi dua pemandu lokal dan enam tukang jasa angkut lokal. Kemudian pada 22 April, Jeroen mengirim pesan mereka berada di Hotel Lama, Nepal. Berdasarkan hasil pengolahan data penyedia layanan selular, mereka diketahui berada di Spice Nepal Private Ltd pada 23 April.
Selanjutnya, Kemenlu melakukan konfirmasi pada 2 Mei, sekitar pukul 22.30 waktu Nepal, atas informasi dari akun media sosial warga Swedia bernama Astrid Bachs yang mengatakan pernah bertemu dengan ketiga WNI dalam perjalanan ke Desa Langtang pada 23 April.
Bachs menyebutkan ketiga WNI menginap di Everest Guest House di Langtang pada 23 April. Pada 24 April, Bachs memutuskan untuk melanjutkan pendakian menuju Kyanjin Gompa, dan ketiga WNI mengatakan kepadanya akan menginap satu malam lagi karena cuaca yang kurang kondusif.
Saat terjadi gempa, Bachs telah tiba di Kyanjin Gompa dan segera turun ke Langtang. Namun sempat terhenti sekitar 500 meter sebelum mencapai desa karena terhalang longsoran salju.
Keesokan harinya atau 26 April, Bachs dan beberapa pendaki lain dijemput oleh tim evakuasi dari otoritas Nepal. Selama masa penyelamatan tersebut, Bachs tidak pernah bertemu lagi dengan ketiga WNI.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Memangnya Penyidik KPK Tak Boleh jadi Tersangka, Tak Bisa Ditahan?
Redaktur : Tim Redaksi