jpnn.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin (TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf) mencurigai hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang dirilis beberapa waktu lalu. Pasalnya, dalam survei tersebut selisih elektabilitas antara Jokowi – Ma’ruf dengan Prabowo – Sandi semakin menipis.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis Median, Senin (21/9), di Jakarta, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf berada di angka 47,9 persen. Sementara Prabowo – Sandi 38,7 persen.
BACA JUGA: Optimisme Abah saat Resmikan TKD Jokowi-Maruf di Trenggalek
Juru Bicara TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengingatkan bahwa publik perlu kritis terhadap hasil survei dari lembaga yang diduga partisan.
“Lihat dulu track record lembaga survei tersebut, sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain. Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik,” kata Ace dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/1).
BACA JUGA: Kiai Anwar Iskandar Minta Warga NU Dukung Maruf Amin
Dia menambahkan mayoritas lembaga survei menyebutkan selisih suara paslon 01, Jokowi – Kiai Mar’ruf dengan paslon 02, Prabowo – Sandi, dua digit atau sekitar 20 persen. Yang terakhir hasil survei Charta Politika juga menunjukkan selisih 20 persen.
Menanggapi mayoritas hasil survei yg menemukan selisih 20 persen, paslon 02 bertahan dengan mengangkat framing bahwa jarak antara Jokowi – Kiai Ma’ruf dan Prabowo – Sandi tinggal 10 persen atau satu digit. Timses paslon 02 menyebut angka itu adalah survei internal yang tidak dipublikasikan.
BACA JUGA: Selisih Elektabilitas Capres Menipis, Fadli Zon Makin Optimistis
“Beberapa saat setelah klaim survei internal paslon 02 itu disampaikan ke publik, muncul rilis Median menjustifikasi klaim survei internal bahwa selisih elektabilitas pada Januari yang tinggal satu digit atau 9,2 persen,” ungkap Ace.
Menurut dia, ini berbeda dengan hasil survei Populi Center, LSI, Litbang Kompas, Indikator Politik yang menyebutkan elektabilitas Jokowi di atas 50 persen.
“Tapi hanya Median yang menampilkan elektabilitas Jokowi 47,9 persen. Jika menemukan lembaga survei yang beda sendiri, patut dicurigai motifnya dan juga keandalan metodologinya,” katanya.
Menurut Ace, kalaupun terpaksa mengikuti framing Median yang mengikuti klaim survei internal paslon 02, maka selisih 9,2 persen juga berat bagi Prabowo – Sandi, untuk mengejar elektabilitas Jokowi.
“Karena apa? Karena Median sendiri menyebut kenaikan suara paslon 02 cenderung lambat,” katanya.
Dia mencontohkan, dalam tiga bulan naik sekitar 3,2 persen. Dengan pola seperti maka dalam tiga bulan ke depan, paslon 01 tidak akan terkejar. “Melihat berbagai blunder 02 dan semakin panasnya mesin partai 01, bisa jadi elektabilitas 01 tidak tertandingi,” pungkas politikus Partai Golkar, itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Beber Sebagian Rencana untuk Debat Kedua
Redaktur & Reporter : Boy