Tim Jokowi: Ini Bukti Kritik Oposisi Gagal

Selasa, 09 Oktober 2018 – 16:41 WIB
Anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Deddy Yevri Sitorus. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Deddy Yevri Sitorus menyampaikan, berdasarkan data Bank Indonesia, inflasi masih sangat rendah. Inflasi Indonesia tercatat 2,8 persen year on year, dan pada pekan pertama Oktober 0,01 persen secara month to month.

BI pun memprediksi hingga akhir tahun, inflasi berada di bawah target sebesar 3,5 persen. "Indonesia justru dalam posisi aman. Kritik oposisi ini menunjukkan salah alamat," kata Deddy, melalui keterangan tertulis Selasa (9/10).

BACA JUGA: Insyaallah Pak Ical Tak Bermain Dua Kaki di Pilpres

Sebelumnya, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno gencar mengatakan bahwa ekonomi Indonesia lemah dan terancam terpuruk. Deddy mengaku tak heran kubu oposisi asal berbicara tanpa dukungan data akurat.

Berdasarkan data The Spectator Index, inflasi Indonesia 2.8 persen, UK 2,7 persen, AS 2,7 persen, Tiongkok 2,3 persen, dan terendah Jepang dengan 1,3 persen. Selain itu, Indonesia juga tidak masuk dalam 10 negara dengan integritas pemerintah terendah.

BACA JUGA: Bang Sandi, Please Tak Asal Membandingkan Harga Nasi Ayam

Sementara berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) pada Oktober 2018 disebutkan 73,4 persen masyarakat responden puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sejalan dengan itu, The Spectator Index menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Indonesia pada 2050. Indonesia masuk peringkat empat di bawah China, India, dan Amerika Serikat.

BACA JUGA: Konon Rupiah Kian Terjepit Jika Elektabilitas Jokowi Melejit

"Inilah bukti kritik oposisi gagal," ucap calon anggota DPR PDIP dari dapil Kalimantan Utara tersebut.

Secara terpisah, Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya memastikan bahwa perekonomian nasional masih relatif aman.

Namun demikian, faktor eksternal seperti perang dagang dan faktor internal seperti kecenderungan harga komoditas pangan yang menurun serta migas harus terus diantisipasi.

“Tetap perlu antisipasi, jadi kalau terjadi asma ringan, ada debu, sudah siap obatnya," tukas Berly. (ian/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Ical agar Suasana Pilpres 2019 tak seperti Perang


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler