Tim SAR Temukan 1 Korban Banjir di Pesisir Selatan

Selasa, 12 Maret 2024 – 19:07 WIB
Tim Search and Rescue (SAR) Kota Padang, Sumatera Barat mengevakuasi korban banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Selasa (12/3/2024). Antara/HO-Humas SAR Padang.

jpnn.com - PADANG - Tim SAR kembali menemukan satu korban banjir dan tanah longsor di daerah Kota XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia itu berjenis kelamin laki-laki.

Dengan ditemukannya satu korban di wilayah XI Tarusan, hingga saat ini tercatat 31 korban meninggal dunia akibat musibah tersebut.

BACA JUGA: 6 Korban Bencana di Pesisir Selatan Masih dalam Pencarian

"Memasuki hari keenam pencarian, tim berhasil menemukan satu orang korban pada pukul 16.00 WIB dengan jenis kelamin laki-laki," kata Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Padang Abdul Malik melalui rekaman video di Padang, Selasa (12/3).

Abdul Malik mengatakan korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Muhammad Zein Painan untuk proses identifikasi.

BACA JUGA: Banjir-Tanah Longsor Pesisir Selatan Sumbar, 10 Warga Ditemukan Meninggal Dunia

Sementara, untuk pencarian di sektor Kecamatan Bayang, hingga Selasa sore tim belum berhasil menemukan korban banjir dan tanah longsor yang dilaporkan hilang. Begitu juga dengan pencarian korban di sektor Tarusan, belum membuahkan hasil.

Sesuai standar operasional prosedur (SOP) pencarian korban hilang akibat bencana alam dilaksanakan selama tujuh hari. Artinya, Rabu (12/3) merupakan hari terakhir pencarian. Apabila lima korban lainnya tidak ditemukan, maka SAR bersama instansi terkait lainnya akan melakukan evaluasi.

BACA JUGA: BKI salurkan bantuan TJSL Fasilitas Air Bersih di Pesisir Cilincing

Pemerintah daerah bersama SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi lainnya terus berusaha mencari lima korban lain yang belum ditemukan.

Terpisah, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Kemudian, bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan permukiman warga yang tidak memperhatikan tata ruang wilayah.

Dari hasil pendataan di lapangan, pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deforestasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler