jpnn.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tinggal memiliki waktu enam bulan untuk mengemban jabatan sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Pasalnya, berdasarkan hasil hitung cepat, Ahok-Djarot kalah dari Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 putaran kedua.
BACA JUGA: MUI Dorong Kubu Anies-Sandi dan Ahok-Djarot Islah
Karena itu, Ahok dan Djarot berupaya menyelesaikan pekerjaan rumah mereka dengan cepat.
Ahok mengatakan, ada beberapa program yang pengerjaannya bakal dikebut.
BACA JUGA: Kemenangan Anies-Sandi Bukan Karena Intimidasi
"Kami akan percepat soal pemetaan, semua orang Jakarta rumahnya punya sertifikat yang Rp 2 miliar enggak harus bayar BPHTB. Di atas itu, kalau enggak dijual, enggak usah bayar (BPHTB)," kata Ahok di kantor DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (19/4).
Selain itu, Ahok menginginkan bahan-bahan bangunan dimasukkan ke e-catalog untuk program bedah rumah.
BACA JUGA: Ical: Kenapa Merasa Bersalah, Harusnya Golkar Senang
Program tersebut dikerjakan oleh pasukan merah yang bertugas memperbaiki rumah warga.
"Kami harapkan bisa menyelesaikan perbaikan semua rumah kumuh yang ada di Jakarta," ucap Ahok.
Ahok juga ingin menyelesaikan konsep mengganti kepemilikan tanah masyarakat melalui rumah susun seluas 2,5 kali dari total tanah yang dimiliki.
Konsep itu ditawarkan karena warga yang tinggal di kawasan padat penduduk mudah terkena banyak penyakit.
"Kami tawarkan 2,5 kali. Jadi apartemen yang dibangun seratus meter bisa dapat 250 meter atau tujuh unit," tutur Ahok.
Ahok mengatakan, sudah ada orang yang menawarkan tanah di Cengkareng seluas satu hektare.
Dengan lahan seluas itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa membuat taman dan apartemen.
Hal itu akan memberikan keuntungan bagi warga DKI. "Makanya kami mau kerja cepat," ucapnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenangan Prabowo saat Sandi Uno Bermuka Pucat
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar