BACA JUGA: PLN Batubara Tambah Pasokan 2 Juta Ton
Hal tersebut terjadi karena beberapa ganjalan yang belum beres macam regulasi kepemilikan yang masih tarik ulur.Santer beredar kabar tidak sedikit perusahaan properti yang akan hengkang
BACA JUGA: PLN Batubara Diminta Sumbang 20 Persen
Di samping itu, masalah pelik pembebasan lahan juga tidak kalah rumit hingga menimbulkan biaya mahalTidak mau pusing dengan fakta itu, pelaku properti mencoba peruntungan dari sektor lain
BACA JUGA: PLN Perbarui Lelang Elektronik
Sektor yang lumayan seksi pada tahun mendatang dan menjadi incaran adalah industri minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO)Sektor baru itu dinilai lebih menjanjikan keuntungan berlipat dan lebih aman meski tak jarang diterpa isu lingkungan"Setidaknya ada empat perusahaan property dengan nilai proyek triliun rupiah bakal mengaiz keuntungan dari sektor CPO," ungkap Haryajid Ramelan, ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), di Jakarta baru-baru ini.Haryajid menjelaskan, return dari sektor CPO diprediksi lebih prospekstifKalau dari sektor property hanya berada dikisaran 20-30 persen, maka untuk sektor CPO bisa mencapai level 50 persenPotensi inilah yang menjadi pertimbangan perusahaan properti melirik CPO"Indonesia kan kaya akan CPO masak kalah dengan MalaysiaJadi, semangatnya bukan sebatas return lebih besar tetapi bagaimana sektor tersebut tidak dikuasai Malaysia," imbuhnya.
Haryajid menambahkan memang hingga saat ini, keempat perusahaan itu tengah memproses asset property apakah dilepas atau dititipkanSetelah itu sukses dilakukan, maka mereka akan fokus menggarapSelanjutnya, mereka akan melakukan listing di bursa efek Indonesia (BEI)Hanya sayangnya, ketika didesak jatidiri empat perusahaan itu, Haryajid menolak membocorkannya"Belum boleh didisclosed," elaknya.
"Memang cukup beralasan kalau sektor CPO cukup menarik perhatianSebab, lahan luas di Indonesia sangat potensial bagi pengembangan sektor CPOIni bakal menjadi lahan baru untuk mengeruk keuntungan bisnis dibanding properti yang pelakunya sudah bertebaran dimana-mana," tambah Gema Merdeka Goeyardi, analis UOB Kay Hian Securities(far/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang IPO, Jadwal Penerbangan Garuda Kacau
Redaktur : Tim Redaksi