Tingkat Produktivitas Sentra Padi, Serikat Petani Minta Pemerintah Perhatikan Masalah Ini

Selasa, 14 Maret 2023 – 23:41 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menhan Prabowo Subianto, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan sejumlah pejabat negara melaksanakan panen raya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyambut baik panen raya padi satu juta hektare bulan ini di berbagai daerah di Indonesia.

Dia menilai panen tahun ini cukup bagus, karena beberapa sentra padi mengalami kenaikan produktivitas.

BACA JUGA: Pengamat Nilai Panen Raya Tahun Ini Cukup Memuaskan

"SPI menyambut baik panen raya satu juta hektare tahun ini. Artinya beras kita akan dalam posisi aman atau berkecukupan. Tentu saya kira tidak cukup hanya sampai di sini, karena ke depan produktivitasnya perlu ditingkatkan lagi," ujar Henry Saragih melalui keterangan yang diterima, Selasa (14/3).

Dalam kesempatan tersebut, Henry meminta agar pemerintah menambah porsi anggaran pupuk organik sebagai alternatif atas langkanya pupuk kimia.

BACA JUGA: Panen Padi Didampingi Mentan SYL, Pak Jokowi: Saya Lihat Ada Perbedaan

Terlebih harga pupuk kimia terlampau mahal akibat berbagai hal.

Salah satunya akibat kenaikan BBM tahun lalu dan perang Rusia Ukraina yang berdampak langsung pada tingginya harga pupuk.

"Akibat langkanya pupuk di beberapa tempat sangat berdampak dan mempengaruhi pola produksi. Saya kira Ini perlu diperhatikan. Saya kira kalau masalah ini diperhatikan bisa memantik semangat petani kita untuk menanam lebih giat lagi," ujar Henry.

Selain itu, Henry mengatakan perlunya penegasan pemerintah mengenai harga eceran tertinggi untuk beras.

"Kami meminta agar pemerintah menegaskan HET supaya jangan terlampau tinggi juga jangan terlalu rendah," terangnya.

Sebelumnya saat menghadiri panen raya di Ngawi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjaga keseimbangan harga gabah di saat petani serentak menggelar panen raya nusantara.

Langkah ini penting dilakukan agar Bulog mampu menyerap gabah kering panen secara jelas dan wajar.

Sebagaimana diketahui, produksi padi nasional tahun 2022 mencapai 54,75 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebanyak 333,68 ribu ton atau 0,61 persen apabila dibandingkan produksi 2021 yang hanya 54,42 juta ton GKG.

Sementara itu, luas panen pada 2022 mencapai 10,45 juta hektare mengalami kenaikan sebanyak 40,87 ribu hektare atau naik 0,39 persen apabila dibandingkan dengan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektare.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) juga mendorong aksi cepat penanaman serentak usai puncak panen raya berakhir yang diperkirakan berlangsung pada April mendatang.

Mentan beralasan percepatan penanaman perlu dilakukan mengingat pasokan air pada bulan ini masih melimpah ruah.

"Saya berharap panen yang lebih cepat ini dimaksimalkan serentak dilakukan, karena kita menghadapi cuaca kemarau panjang. Walaupun ternyata saat panen ini hujan masih ada sehingga anomali cuaca ini harus diperhitungkan," ujar Mentan SYL. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler