jpnn.com - JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengumpulkan stakeholder di sektor kelautan, Minggu (6/11).
Tujuannya untuk melakukan upaya-upaya meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia, khususnya Tanjung Priok.
BACA JUGA: Kembangkan Kawasan Wisata Borobudur, Semen Indonesia Kucurkan Rp 1 miliar
Usai rapat, Budi mengatakan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok belum mencapai titik terbaiknya.
Salah satu indikasinya adalah kurangnya penataan alih muat (transhipment) atau proses bongkar muat peti kemas dari kapal ke area penumpukan, untuk selanjutnya diangkut kembali dan juga waktu tunggu kapal.
BACA JUGA: BSN Genjot Penerapan SNI agar Indonesia Unggul di MEA
Karena itu, kata Budi, harus dicari formulasi yang tepat untuk meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia.
Beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu, memperbaiki tarif, model bisnis, Standar Operasional Prosedur, waktu tunggu pemanduan, dan tunda.
BACA JUGA: Trik Menata Rumah Tangga dan Karier Versi Simran Punjabi
Budi meminta pihak Syahbandar, Otoritas Pelabuhan dan Pelindo untuk menghilangkan sekat-sekat agar mempermudah dan mempercepat proses-proses kepelabuhanan.
"Saya meminta Pelindo untuk meng-copy satu sistem paling canggih dan kompetitif untuk segera dibicarakan dengan Kemenhub. Saya minta Pelindo, Syahbandar, Otoritas Pelabuhan untuk hilangkan sekat-sekat. Tujuannya adalah membuat pelabuhan Tanjung Priok lebih kompetitif," papar Budi.
Sementara, untuk penataan transhipment agar diarahkan ke terminal Kalibaru atau New Priok dan memberikan tarif yang kompetitif.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Good News, AirAsia Permudah Akses ke Labuan Bajo
Redaktur : Tim Redaksi