Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Kementan Dorong Program PLEK

Senin, 20 September 2021 – 12:06 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, LUBUK SIKAPING - Program literasi keuangan amat penting bagi para petani. Kompetensi ini membuat petani bisa mengelola keuangannya dengan optimal dan efisien, baik itu pra-panen maupun pascapanen.

Untuk itulah, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggeber program Pelatihan Literasi Edukasi Keuangan (PLEK) di daerah-daerah.

BACA JUGA: Warga Sempat Melihat SS di CCTV Sebelum Gantung Diri Sambil Live TikTok, Begini

"PLEK adalah ikhtiar kami untuk meningkatkan kompetensi para petani. Memudahkan mereka mengakses lembaga keuangan untuk memperluas usaha para petani," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Menurut SYL -sapaannya-, PLEK secara tidak langsung membantu petani bagaimana cara bertani secara efektif dari sisi pengeolaan keuangan.

BACA JUGA: Suami Jual Istri untuk Layani Begituan Bertiga, Katanya Senang

"Artinya mereka dididik untuk lebih efisien dalam mengatur siap rupiah yang dikeluarkan untuk usaha taninya. PLEK membuat petani makan melek soal keuangan," kata SYL.

"Insyaallah dengan masifnya program PLEK, petani akan lebih sejahtera," lanjut dia.

BACA JUGA: Optimistis Kesejahteraan Petani Meningkat, Kementan Siapkan SDM Andal di Pinrang

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan PLEK merupakan salah satu program pelatihan yang mengintegrasikan kebutuhan akan pentingnya literasi dan pembelajaran keuangan bagi petani, melalui pembinaan yang berkelanjutan dari penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah yang bersangkutan.

Pelatihan ini sebagai wujud perubahan ekonomi global yang menuntut pentingnya pencatatan, analisis dan pengelolaan keuangan yang berbasis pada data.

"Sehingga manajemen terbaik untuk keuangan yang didasari pada pondasi kesadaran, ketrampilan, perilaku dan sikap dalam pengambilan keputusan individu agar tercapai keuangan yang sejahtera menjadi pintu utama," jelas dia.

Di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Dinas Pertanian setempat melaksanakan PLEK bagi Ketua Kelompok Tani Tingkat Dasar di empat BPP yang terbagi menjadi dua angkatan.

Tiap angkatan terdiri dari 60 peserta yang tergabung dalam Kelompok dalam beberapa Daerah Irigasi pelaksana IPDMIP. Pelatihan dilaksanakan pada 7-8 September.

Narasumber pelatihan Rezki mengapresiasi program PLEK. Dia mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi para petani terkait pengelolaan keuangan.

"Sebelumnya peserta masih awam. Enggak paham cara efektif mengatur keuangan itu seperti apa. Selepas adanya PLEK mereka jadi melek soal manajemen keuangan skala mikro," ujar Rezki melalui keterangan tertulisnya.

"Mereka belajar banyak mengenai KUR (Kredit Usaha Rakyat). Dari awal sampai akhir mekanismenya seperti apa. Kami terangkan dengan rinci," lanjut Rezki.

Dalam pelatihan tersebut, salah satu materi yang disampaikan mengenai Kredit Usaha Rakyat dengan mengundang Narasumber dari Bank Nagari Cabang Lubuk Sikaping dan Cabang Tapus, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Bank Nagari memperkenalkan produk unggulan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro dalam Mengatasi Rentenir di Ranah Minang (Marandang) yang merupakan program terbaru dari bank Nagari yang diluncurkan pada bulan Juli 2021 di Padang.

Menurut Rezki, progam KUR Super Mikro Marandang bisa sangat membantu para petani dalam permodalan, meningkatkan produksi petani dan meningkatkan perekonomian pada massa pandemi COVID-19 serta bersama melawan rentenir.

"Progam KUR Super Mikro Marandang ini juga bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)," ungkap dia.

Dalam sesi diskusi, peserta sangat antusias. Ini ditandai banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta.

Rezki juga menjelaskan salah satu syarat pinjaman Kredit Super Mikro ini dia harus menjadi nasabah Bank Nagari terlebih dahulu sebab agar prosesnya mudah serta cepat.

Selain itu pinjaman hanya bisa maksimal Rp10juta per kepala keluarga dengan bunga enam persen atau Rp50 ribu per bulan, untuk angsuran jangka waktunya telah ditentukan.

"Nantinya para petani membayar pinjaman itu setelah panen," kata dia.

Dalam hal ini pihak perbankan dan di-support penuh oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman berharap kepada anggota kelompok tani bisa melakukan pinjaman ke Bank Nagari dengan syarat yang telah ditentukan dan kelayakan, sesuai penilaian karena bunganya sangat rendah sehingga petani bisa terlepas dari jeratan rentenir. (rhs/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler