jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan finansial teknologi (fintech) P2P lending di Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang cukup pesat.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2023, penyaluran dana pinjaman online kepada para peminjam mencapai Rp 241 triliun.
BACA JUGA: Terlilit Pinjaman Online, Pria Ini Nekat Coba Rampok Indomaret, Lihat Tampangnya
Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki tingkat kebutuhan yang cukup tinggi terhadap dana pinjaman.
Kemudahan akses, dana cepat cair, tanpa jaminan dan kebebasan dalam memilih tenor cicilan, menjadi alasan masyarakat memilih P2P lending.
BACA JUGA: Praktisi Sebut Pinjaman Pendidikan Berbentuk Fintech Punya Manfaat Besar
Sayangnya, peningkatan ini belum diikuti dengan tingkat literasi masyarakat yang baik.
Akibatnya permasalahan gagal bayar, kebocoran data, hingga mendapat dana dari platform pinjaman online ilegal masih
marak terjadi.
BACA JUGA: Bunga Fintech Turun 0,3% per Hari, AdaKami Ajak Nasabah Lakukan Hal Ini
Kuseryansyah, CEO 360Kredi Kuseryansyah melalui keterangannya di Jakarta Selasa (27/2) mengatakan, 360Kredi sebagai salah satu platform P2P lending, menginisiasi serta merilis Podcast #FintechVerse, sebagai wadah literasi sekaligus media bagi para pelaku usaha fintech lending maupun fintech expert untuk saling berbagi pengalaman seputar dunia teknologi finansial.
"Saat ini Podcast #FintechVerse bisa dilihat melalui kanal YouTube 360Kredi dan sebagai perusahaan fintech yang berkomitmen untuk mendorong inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia, kami sangat senang dapat meluncurkan podcast #FintechVerse,” jelasnya.
Kuseryansyah juga menyebut Podcast ini merupakan dedikasi berkelanjutan 360Kredi untuk mendorong dialog, berbagi pengetahuan, pengalaman dan kolaborasi antar individu, platform, asosiasi hingga regulator.
Dengan keluasan wawasan dalam memenuhi dan mengedukasi Masyarakat, di lanskap fintech Indonesia yang kini berkembang pesat.
“Untuk memberikan edukasi dan menambah wawasan masyarakat terkait fintech lending, podcast #FintechVerse, akan menghadirkan mulai dari
pakar dan praktisi industry. CEO fintech lending, asosiasi, regulator, hingga pemerintah terkait,” ungkapnya.
Menurut Kuseryansyah, berbagai isu akan turut dibahas mencakup: E-KYC termasuk tandatangan digital, scoring dan data analitik, inovasi
pembayaran digital, asuransi kredit, penagihan, pengelolaan resiko, perbankan digital.
“Termasuk juga teknologi peminjaman, perkembangan regulasi, hingga tips dan trik mengelola dana pinjaman serta pengelolaan keuangan dalam keluarga,” tambahnya lagi.(ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean