jpnn.com, JAKARTA - Anggota MPR RI Fraksi Golkar Hetifah Sjaifudian menilai bahwa kunci meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah mudahnya akses pendidikan berkualitas kepada generasi muda Indonesia, apalagi generasi muda Indonesia saat ini telah memasuki era generasi milenial yang sangat erat kaitannya dengan revolusi industri global four point zero (4.0).
“Konstitusi kita mengakomodir hal tersebut dengan tegas mengamanahkan bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki hak menikmati pendidikan yang layak serta adil dan merata untuk semua warga negara, itu sebagai dasar landasan proses terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul,” katanya.
BACA JUGA: Pesan Ustaz HNW buat Lembaga Penyiaran di Tengah Serbuan Medsos
BACA JUGA : Berita Duka: Agung Hercules Meninggal Dunia
Pendidikan yang berkualitas, lanjut Hetifah, harus didukung oleh sarana, prasarana dan pendidik atau guru yang berkualitas pula.
BACA JUGA: Jangan Ada Aktor Politik Susupkan Kepentingannya di Amendemen UUD 1945
Untuk itu, upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas serta mutu bidang pendidikan seperti pelatihan-pelatihan untuk para guru dan akreditasi lembaga pendidikan, mesti didukung penuh.
Hal tersebut disampaikan Hetifah dalam gelar acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat dengan tema ‘Semangat dan Tantangan Perbaikan Mutu Pendidikan Karakter Melalui Penjamin Mutu Yang Berkualitas Di Era Milenial (Industri 4.9 Era Disrupsi)’ dan bedah buku ‘Self Accreditation, Perbaikan Mutu Pendidikan Setelah Penjaminan Mutu’ karya Ade E. Sumengkar, di Ruang Presentasi Perpustakaan Setjen MPR RI, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/8).
BACA JUGA: Ali Taher: Rekonsiliasi Partai Politik di Parlemen Akan Berjalan Alami
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Setjen MPR RI Siti Fauziah, Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Prof. Ari Purbayanto, Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (BAN PAUD dan PNF) Provinsi Jawa Barat Ir. Zulkarnaen dan penulis buku ‘Self Accreditation’ Ade E. Sumengkar serta sekitar 200 peserta para kepala sekolah dan guru-guru TK, PAUD, Kelompok Belajar dari Jabodetabek dan beberapa daerah seperti Aceh, Cirebon, dan Sukabumi.
BACA JUGA : Respons DPR Soal Izin SKT FPI
Diungkapkan Hetifah, dukungan terhadap upaya-upaya agar mutu bidang pendidikan di Indonesia harus datang dari berbagai elemen bangsa terutama yang berkompeten seperti pemerintah dan legislatif.
“Diskusi, pembahasan seperti acara bedah buku ini akan menjadi masukan bagi kami khususnya di parlemen, untuk melakukan yang terbaik buat peningaktan mutu pendidikan Indonesia,” ujarnya.
Hal tersebut diamini Kepala Biro Humas Setjen MPR RI Siti Fauziah. Akses pendidikan yang berkualitas, menurutnya, memang sangat dibutuhkan generasi milenial Indonesia.
Dan tentu saja hal tersebut juga harus didukung dengan mutu dibidang pendidikan yang berkualitas mulai dari sarana prasarana serta para pendidiknya, apalagi tantangan bangsa ke depan makin besar dan berat.
“Saya sangat mengapresiasi kiprah para pendidik atau guru yang bahkan harus menempuh jarak yang sangat jauh dan terpencil demi kecintaannya kepada anak-anak didik dan dunia pendidikan,” katanya.
Diungkapkan Siti Fauziah, MPR sendiri berkiprah juga dalam bidang pendidikan dalam program Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan mengedukasi berbagai elemen masyarakat termasuk generasi muda bahkan usia TK untuk memahami kembali Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dengan berbagai metode seperti menggambar, mewarnai sampai ke metode pembuatan prangko Empat Pilar.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Ari Purbayanto melihat bahwa bangsa ini memiliki permasalahan besar terhadap anak-anak bangsa yang masih banyak tidak memiliki akses pendidikan yang layak karena kemiskinan.
Seperti, banyak anak-anak para TKI buruh perkebunan di luar negeri yang sangat minim akses ke pendidikan yang layak. Jika hal tersebut didiamkan berlarut-larut maka bangsa ini akan mengalami lost generation.
“Tapi patut diapresiasi, dengan dukungan pemerintah Indonesia dan pemerintah tempat TKI bekerja serta dukungan CSR perusahaan- perusahaan pemberi kerja, sekarang ini banyak bermunculan Community Learning Center (CLC) dengan mutu sarana dan prarasana serta guru yang baik untuk para TKI dan anak-anak para TKI, dan akan lebih luas lagi penyebarannya di masa depan. Kita bisa berharap banyak jika ini terus terjaga,” tandasnya.
Acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat sendiri adalah acara rutin periodik yang digelar selama setengah hari oleh Bagian Perpustakaan Biro Humas Setjen MPR RI bekerja sama dengan penulis dan penerbit buku.
Acara tersebut berisi bedah buku-buku yang isinya berbobot dan berkualitas, serta dipadu diskusi seru dari para narasumber yang juga berbobot, dengan tema diskusi berkaitan erat dengan buku yang bedah.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hmm, Ternyata Ini Alasan MPR Ngebet Mengamendemen UUD
Redaktur & Reporter : Natalia