Tiongkok Tak Terima Liu Xiaobo Menang Nobel

Jumat, 15 Oktober 2010 – 05:05 WIB

BEIJING - Tiongkok masih tidak terima dengan penghargaan Nobel perdamaian yang dianugerahkan kepada Liu XiaoboKemarin (14/10) pemerintah menegaskan bahwa penganugerahan tersebut bisa memicu kriminalitas di Tiongkok

BACA JUGA: Madinah Lebih Ramah dari Mekah


 
Global Times, media pemerintah lokal Tiongkok yang berbahasa Inggris, menulis bahwa penghargaan Nobel adalah bagian dari ideologi perang Barat melawan Tiongkok
"Mereka (Barat) bahkan berharap bahwa suatu hari nanti Tiongkok runtuh di bawah ideologi perang salib Barat." Demikian tajuk harian tersebut yang ditujukan kepada pembaca asing.
 
Komentar tersebut muncul setelah Tiongkok mendapatkan tekanan dari Norwegia yang mengkritik Beijing atas penolakannya terhadap pemilihan Xiaobo

BACA JUGA: Tersesat hingga Terpisah dengan Isteri

"Liu Xiaobo sudah divonis sebagai penjahat
Memberikan penghargaan kepadanya sama dengan memicu terjadinya kriminalitas," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ma Zhaoxu sebagaimana dilansir Agence France-Presse.
 
Liu, 54, divonis sebelas tahun penjara pada Desember tahun lalu atas kasus subversi

BACA JUGA: Kapsul Phoenix Selamatkan Belasan Penambang di Cile

Dia dianugerahi Nobel perdamaian pekan lalu karena kampanyenya untuk melakukan reformasi politik dan perlindungan hak asasi manusia di Tiongkok, negara dengan sistem politik satu partai tersebut.
 
"Saya bertanya-tanya apa tujuan Barat sebenarnya? Apakah mereka khawatir dengan pesatnya kemajuan Tiongkok atau membenci sistem politik di sini?" ujar MaDia menuduh Komisi Nobel Norwegia sangat bias saat memberikan penilaian sebelum menjatuhkan pilihan"Pemerintahan Barat tidak punya hak untuk mengintervensi urusan internal Tiongkok," jelasnya
 
Seakan tak mau kalah, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mendesak Tiongkok segera membebaskan LiuKomentar Kan juga cukup pedas"Dari sudut pandang hak asasi manusia internasional yang harus dilindungi di seluruh negara, pembebasan Liu menjadi keharusan," tutur Kan di depan parlemen Jepang.
 
Nah, komentar Kan tersebut dikhawatirkan membuka kembali luka diplomatik yang baru saja terkoyak karena sengketa wilayah kepulauan di Laut Tiongkok SelatanBeijing memutus komunikasi diplomatik dengan Tokyo bulan lalu setelah Jepang menangkap seorang kapten kapal nelayan Tiongkok yang menabrak kapal patroli Jepang di kawasan sengketa ituNamun, hubungan dua negara tersebut membaik setelah Jepang membebaskan sang kaptenDua kepala pemerintahan pun bertemu di forum pertemuan tingkat tinggi Eropa-Asia
 
Kan, masih di depan parlemen Jepang, menambahkan bahwa negaranya terus mengamati perkembangan isu tersebut"Saya akan melihat dia (Liu) bisa menghadiri acara penganugerahan Nobel atau tidakAtau mungkin istri dan anggota keluarganya yang akan datang," ujarnya
 
Istri Liu, Liu Xia, mendapatkan saksi sebagai tahanan rumah sejak Jumat lalu (8/10)Liu Xia menyatakan, penahanannya itu ilegal.
 
Beijing pun mengekspresikan kemarahannya terhadap Oslo dengan membatalkan sejumlah pertemuan antar kementerian dan sebuah konser musik grup asal Norwegia yang sudah dijadwalkan sebelumnyaOslo menyesalkan pembatalan tersebut dan berharap agar hubungan dua negara bisa terjaga baik"Jika pembatalan itu adalah konsekuensi dari penganugerahan Nobel, kami menyatakan bahwa reaksi Tiongkok tersebut tidak tepat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Norwegia Ragnhil Imerslund menjawab AFP(cak/c8/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Kirim Pasukan ke Sudan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler