jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani membagikan tips agar perekonomian Indonesia tahan menghadapi tapering The Fed.
"Jadi masyarakat itu jangan khawatir terhadap dampak tapering off The Fed, karena kekhawatiran itu yang sebenarnya akan membuat ekonomi menjadi tidak pasti," ujar Aviliani dalam INDEF TALKS, di Jakarta, Selasa (2/11).
BACA JUGA: Waspada! Rupiah Hari Ini Berpotensi Digoyang Isu The Fed
Menurut dia, optimisme masyarakat harus bisa diseimbangkan. Pasalnya, perilaku masyarakat akan mempengaruhi ekonomi suatu negara, baik di investasi maupun konsumsi.
"Jika suatu negara memiliki indeks kepercayaan konsumen yang bagus, maka kecenderungannya masyarakat akan berani untuk melakukan investasi," beber dia.
BACA JUGA: Tapering The Fed di Depan Mata, Bagaimana Persiapan Indonesia?
Namun, jika terjadi sebaliknya maka masyarakat akan lebih memilih menyimpan uangnya dan tidak melakukan apa-apa.
Selain itu, lanjut Aviliani, perilaku pemerintah dan dunia usaha juga perlu diperhatikan dalam mengantisipasi langkah tapering The Fed.
BACA JUGA: Badai Tapering The Fed Mendekat, Harga Emas Mulai Morat-marit
Menurut dia, pemerintah harus bisa memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan sektor lainnya. Hal itu karena tapering akan mempengaruhi beberapa hal seperti tingkat impor, kebutuhan devisa, dan pembayaran utang.
"BI perlu memantau sebenarnya berapa kebutuhan untuk membayar utang atau kebutuhan untuk impor supaya bisa menjaga nilai tukar rupiah dalam kondisi tapering nantinya karena otomatis akan ada dana keluar dari domestik," ucap dia.
Aviliani menyebut koordinasi yang kuat akan menjaga keseimbangan antara nilai tukar rupiah dengan suku bunga.
Kemudian, dunia usaha juga harus memiliki andil dalam mengantisipasi dampak tapering The Fed. Aviliani menyebut dunia usaha harus inovatif dan kreatif untuk bisa menjalankan terus investasi.
"Kalau menunggu tidak akan pernah ada sesuatu itu stabilnya. Kepastian itu adalah ketidakpastian," tegas Aviliani. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia