Tips Dokter Spesialis Bagi Diabetesi agar Kadar Gula Aman Selama Berpuasa

Jumat, 01 April 2022 – 12:21 WIB
Tips dokter agar kadar gula darah aman selama berpuasa. Foto: Allodokter

jpnn.com, JAKARTA - Dokter Spesialis Penyakit Dalam membeberkan tips bagj penderita diabetes agar bisa berpuasa dengan aman tanpa khawatir kadar gulanya naik atau turun.

Menurut dokter Reinaldo Alexander Sp.PD., saat menjalani puasa penderita diabetes lebih berisiko mengalami kenaikan atau kekurangan kadar gula darah.

BACA JUGA: Meriahkan Ramadan, IM3 Ooredoo Hadirkan Paket Internet 50 GB, Sebegini Harganya

Kondisi ini bisa membuat pasien diabetes rentan terkena komplikasi diabetes, seperti hipoglikemia, hiperglikemia ketoasidosis diabetik dan dehidrasi.

Dokter Reinaldo memaparkan, pasien diabetes yang sudah berobat dengan baik, kadar gulanya terkontrol cukup baik serta puasanya dilakukan dengan bagus, bukan dengan porsi makan sembarangan, sebenarnya banyak manfaat baik yang dirasakan.

BACA JUGA: Pintu Wisma BJS Digedor, 5 Pasangan Mesum Diamankan

Contohnya, melatih kedisiplinan untuk mengatur pola makan. Kemudian kadar kolesterol membaik biasanya disertai penurunan berat badan sampai 1-2 kg.

Namun, kata dia, perlu diwaspadai jika kadar gula darah kurang dikontrol karena akan menimbulkan beberapa faktor risiko yang akan dialami pasien diabetes ketika berpuasa.

BACA JUGA: 4 Minuman Sehat Terbaik Pelepas Dahaga untuk Berbuka Puasa

Risiko yang paling sering ditemui adalah gula darahnya drop, biasanya muncul di waktu siang hingga sore hari. 

"Atau justru kadar gulanya menjadi tinggi," ujar dokter  Spesialis Penyakit Dalam di Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya ini, Jumat (1/4).

Menurut dr. Reinaldo, hal ini terjadi karena adanya perubahan drastis pada pola makan. Intensitas tidur juga ikut berubah drastis, dengan waktu bangun lebih pagi dari waktu biasanya.

Pada umumnya waktu tidur dilanjutkan pada saat siang hari. Ini akan memengaruhi metabolisme glukosa atau gula darah.

Hal itu berisiko mengalami komplikasi seperti gula darah rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), dan juga risiko kurang cairan atau dehidrasi.

"Jika kondisi gula darah kita tinggi maka cenderung darah mengental. Jadi, kalau gula darahnya masih belum terkontrol itu akan timbul risiko dehidrasi," ucap dokter Reinaldo.

Dia melanjutkan, sebaiknya penilaian risiko berpuasa bagi pasien diabetes dilakukan 1-1,5 bulan sebelum menjalani puasa, agar saat menjalankan puasa, gula darah bisa baik dan tidak terjadi komplikasi.

Penilaian risiko puasa bagi pasien diabetes meliputi beberapa faktor, di antaranya adalah riwayat kontrol gula darah sebelumnya, nilai HbA1C, fungsi ginjal, sedang hamil atau tidak bagi wanita.

Selanjutnya, ada riwayat komplikasi akut diabetes apa tidak dalam 3 bulan terakhir, seberapa kompleks obat-obatan atau terapi insulin yang dilakukan dan juga kepatuhan dalam memeriksa gula darah sehari-hari.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan saat akan berpuasa harus dijaga kadar gulanya dan memeriksa HbA1c, yaitu rata-rata gula darah  dalam 3 bulan terakhir. 

"Dan, harus diperiksa fungsi ginjalnya serta melakukan rekam jantung," ucapnya.

Untuk pasien diabetes yang ingin berolahraga saat berpuasa, dokter Reinaldo menyarankan sebaiknya menghindari kegiatan fisik yang berat. Karena akan berisiko meningkatkan gula darah yang turun drastis. 

Namun di lain sisi untuk pasien diabetes dianjurkan agar tetap melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang memang biasa dilakukan saat bekerja di kantor seperti naik-turun tangga. 

"Salat tarawih di malam hari bisa dianggap olahraga juga bagi pasien diabetes di bulan puasa," ucap dr. Reinaldo.

Pada saat sahur dia menyarankan agar penderita diabetes, mendapatkan asupan dengan serat tinggi karena bisa menahan rasa lapar yang lebih lama.

Umumnya pada saat sahur orang tidak bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak karena saat malam sebelumnya kondisi perut sudah terisi. 

Oleh karena itu, kata dokter Reinaldo, fokuskan dengan asupan berserat tinggi, misalnya sayur, gandum, kacang-kacangan. Hindari karbohidrat simple, yaitu gula pasir, sirup, kue yang manis.

"Jika tubuh muncul gejala dan ketika diperiksa kadar gula di bawah 70 mg/dL atau lebih tinggi dari 300 mg/dL sebaiknya membatalkan atau menghentikan puasa," pungkas dokter Reinaldo Alexander. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga di Daerah Ini Mulai Menjalankan Puasa Ramadan Hari Ini


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler