Tips Menjelaskan tentang Menstruasi kepada Anak Perempuan

Sabtu, 29 Mei 2021 – 06:10 WIB
Ilustrasi wanita. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masih banyak orang tua terutama ibu yang belum tahu bagaimana membicarakan topik menstruasi pada anak perempuan mereka sebelum memasuki masa menarke atau menstruasi kali pertama.

Psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Anna Surti Ariani membagi tips terkait masalah itu.

BACA JUGA: 5 Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Bantu Kurangi Nyeri Menstruasi

Mulailah dari sejumlah pertanyaan yang umum ditanyakan anak-anak mengenai menstruasi seperti apa perbedaan pembalut bersayap dan tidak, cara penggunannya, lalu kapan perempuan menstruasi dan berhenti dan apa itu menstruasi.

“Anda juga bisa membahas masalah perubahan fisik seperti payudara akan membesar, soal pinggul, perubahan suasana hati sebelum dan sesudah menstruasi,” kata Nina, panggilan akrabnya, dalam sebuah acara daring mengenai kesehatan reproduksi, dikutip Jumat.

BACA JUGA: Ladies, Jangan Lupa Minum Obat Penambah Darah Saat Menstruasi

Kemudian, bila anak sudah memasuki masa menstruasi, Anda bisa membahas soal perlunya sesekali bawa pembalut cadangan dan hal yang perlu dilakukan saat bocor, cara mencatat masa menstruasi dan alasannya mengapa penting, bagaimana menjaga kebersihan ekstra saat menstruasi hingga soal keputihan.

Nina mengatakan, si ibu sebelumnya perlu membekali diri dengan informasi dan pemahaman yang tepat soal menstruasi.

BACA JUGA: Divonis 8 Bulan Penjara, Habib Rizieq Bersikap Seperti Ini, Aziz Yanuar Tegas

"Bekali diri (juga) dengan cara komunikasinya. Biasanya saya menyarankan coba mengobrolnya pas lagi santai, kita bisa tanya jawab dan sebagainya," kata Nina.

Nina mengatakan, berbicara menstruasi pada remaja perempuan bukan hal tabu, melainkan penting karena menyangkut kesehatan reproduksi.

Lakukan pembicaraan secara bertahap dan mulailah saat anak tampak mengalami tanda-tanda awal pubertas, misalnya kala dia bertambah tinggi atau payudaranya membesar.

"Tentunya menyesuaikan pembicaraan dengan usia anak," kata Nina.

Ibu juga perlu bersikap positif. Bagi remaja, isu-isu pubertas termasuk menstruasi bisa menjadi hal sensitif, sehingga terkadang anak marah duluan sebelum pembicaraan dimulai.

Kemudian, ketimbang menasehati, lebih baik banyak bertanya dan mendengarkan jawaban.

Saat anak mengajukan pertanyaan yang tak bisa ibu jawab, tak perlu panik. Bilang saja, ibu butuh waktu berpikir. Setelahnya, segeralah mencari informasi lalu berbicara kembali pada anak.

Saat menjelaskan, usahakan tidak menggunakan kalimat yang sulit dipahami anak dan tidak konkret. Gambar anatomi tubuh yang sederhana, salah satu media yang bisa ibu manfaat.

"Kita (para ibu) juga bisa jelaskan dengan pembalutnya, betul-betul dibuka di depan anak. Jelaskan cara menggunakannya di celana seperti gimana, cara membuangnya," tutur Nina.

Terakhir, tak hanya pada anak perempuan, ibu juga bisa menjelaskan topik menstruasi pada anak lelaki.

Tujuannya, agar mereka bisa lebih menghargai dan memahami perempuan. Jangan sampai anak lelaki justru mengejek atau mempermalukan anak perempuan yang sedang menstruasi.

"Kita (para orang tua) harapkan anak laki-laki bisa membantu jika dibutuhkan. Contoh bantuannya, kalau anak perempuan bocor, dia bisa membantu menutupi. Atau misalnya kalau ada teman perempuan yang sedang lesu karena menstruasi, dia bisa membantu membawakan minuman hangat. Yang pasti penting juga kita menjelaskan pada anak laki-laki kita," demikian saran Nina. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler