Tipu Banyak Pegawai Bak Lewat Investasi Bodong

Rabu, 05 November 2014 – 18:06 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Bermodalkan mulut manisnya, Dita Trisila Shandy sukses menipu enam rekannya. Tidak main-main, perempuan 24 tahun itu sukses mengumpulkan dana miliaran rupiah hanya dengan presentasi menawarkan investasi yang ternyata bodong. 

Setelah sukses mengumpulkan banyak uang, mantan karyawan bank swasta tersebut menghilang hampir setahun. Akhirnya polisi bisa menangkapnya pada 2 November di kawasan Jemur Andayani, Surabaya. ''Tersangka kami tahan dengan tuduhan melakukan penipuan dan penggelapan," kata Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi (Kanittipikor) Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Made Pramasetia kemarin (4/11). 

BACA JUGA: Mabuk, Salah Ambil Motor, Pemuda Dihajar Massa

Penipuan yang dijalankan Dita itu berawal ketika dirinya keluar dari pekerjaannya pada pertengahan 2012. Perempuan yang tinggal di Babatan, Wiyung, Surabaya, tersebut lalu memutar otak agar tetap mendapat penghasilan.  

Dita lantas mengajak teman-temannya berinvestasi. Dia merancang aneka bisnis. Di antaranya, sewa truk untuk pabrik pengolahan kayu, rental PlayStation, pelelangan ikan, dan peternakan ayam. 

BACA JUGA: Buktikan Setia, Istri Tusuk Mantan Pacar di Depan Suami

Ide itu diutarakan kepada rekan-rekan kerjanya semasa di bank. Tentu saja, Dita memaparkan idenya dengan meyakinkan sehingga teman-temannya mau menanam modal.  "Tersangka menjanjikan pembagian keuntungan 15-20 persen dari modal setiap bulannya," terang Made. Rayuan Dita manjur. Enam rekannya berinvestasi di bisnis yang sebenarnya masih di awang-awang itu. 

Enam rekannya itu, antara lain, Sebastian, 25, asal Madiun, yang menyetor Rp 70 juta; Putri, 28, dari Gresik berinvestasi Rp 300 juta; Linda, 28, asal Surabaya, yang melepas modal Rp 1 miliar; dan Loly, 27, juga warga Surabaya, menanam modal Rp 50 juta. Selain itu, terdapat Endah, 27, asal Surabaya, yang berinvestasi Rp 100 juta dan Yanti, 26, warga Surabaya, menyetor modal Rp 50 juta. 

BACA JUGA: Perompak Beraksi di Perairan Batam, Jarah Kapal Asing

Setelah semua modal terkumpul, Dita tidak lantas menggerakkan usahanya yang telah dijabarkan panjang lebar kepada para penanam modal tersebut. 

Bisnis yang disebut Dita memang tidak pernah ada alias bodong. Agar rekan-rekannya tidak curiga, perempuan asli Surabaya itu tetap mengucurkan keuntungan 15-20 persen. "Saya berikan keuntungan itu dengan cara memutar uang yang masuk ke saya," aku Dita. 

Artinya, uang yang masuk ke kantongnya, selain digunakan untuk kepentingan sendiri, dikucurkan kepada rekan-rekannya, seolah-olah itu hasil bisnis yang dia jalankan. 

Misal, Dita mendapat uang dari Putri. Maka, uang itulah yang akan dimanfaatkan untuk diberikan kepada rekan-rekan lainnya sebagai keuntungan "bisnisnya". Tapi, langkah Dita tidak bertahan lama. 

"Pembagian keuntungan kemudian macet setelah bulan keempat," ujar Made. Sebab, uangnya habis. "Sebenarnya, saya sudah bagi sepuluh bulan. Tapi, untuk bulan berikutnya, saya tidak bisa karena uangnya sudah habis," sebut Dita. 

Begitu uangnya habis, Dita pusing tujuh keliling. Dia kemudian kabur ke Bandung dan Subang, Jawa Barat, sejak Oktober 2013. 

Pada 2 November lalu, dia dipancing ke Surabaya oleh polisi yang bekerja sama dengan para korban. Begitu Dita datang, polisi mengamankannya. "Dengan bukti surat perjanjian kontrak kerja dan laporan serta keterangan para korban, tersangka kami tahan karena telah melakukan tindak penipuan," kata Made. (fim/ib/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maling Sapi Tewas Dihajar Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler