jpnn.com, MOJOKERTO - Tarmiati alias Mia (42) pelaku arisan fiktif di Mojokerto, Jatim yang merugikan ratusan orang sudah dibekuk polisi.
Tak tanggung-tanggung, Mia yang mengeruk uang miliaran rupiah milik emak-emak peserta arisan itu memakainya untuk memperkaya diri. Dia memakai uang arisan itu untuk bangun rumah dan bayar angsuran BPKB mobil.
BACA JUGA: Lihat Nih Tampang Pelaku Arisan Fiktif yang Menipu Ratusan Emak-emak Hingga Rp1 Miliar
"Ya pertama saya rinci, saya punya utang buat bangun rumah, bangun gudang untuk barang-barang. Habis itu saya kekurangan uang terus-terusan, saya pinjam sana-sini gadaikan BPKB mobil, sertifikat," kata Mia.
Mia membuat paket arisan lebaran sejak 2014 silam. Beragam paket arisan yang ditawarkan melalui brosur, mulai dari paket tabungan dengan tarif Rp 50.000 per minggu, paket kue Rp 12.000 dan Rp 10.000, paket sembako Rp 9.000, paket beras Rp 6.000, paket daging Rp 8.000, paket rambak Rp 11.000, hingga paket minuman Rp 2.500 dan paket teh Rp 3.000.
BACA JUGA: Emak-Emak Tangkap Penjambret HP Anaknya, Sempat Terseret Motor Pelaku 20 Meter
Setiap paket ada bonus yang dijanjikan kepada para peserta. Utamanya kepada ketua kelompok. "Setiap paket ada bonus macam - macam, misalnya paket 9.000 bonus permen satu toples. Yang paket tabungan bonus 5 persen," jelasnya.
Sejak pertama kali dia membuat arisan hingga tahun 2020 kemarin, dia belum menemukan masalah apapun. Uang arisan milik anggota digunakan untuk berbisnis.
BACA JUGA: Ratusan Emak-emak di Mojokerto dan Malang Rugi Hampir Rp1 Miliar Gegara Arisan FiktifÂ
"Selama ini saya bisa mengembalikan dan memberikan bonus, dulu uangnya saya putar ke jualan baju-baju sama kredit produk elektronik, terakhir pada tahun 2020 kemarin," ungkap Mia.
Kemudian pada tahun 2021 kemarin dia mulai kebingungan lantaran sudah banyak utang yang harus dia tanggung. Masalah juga muncul setelah dia membangun rumah senilai Rp450 juta.
Untuk mengganti uang itu, Mia menggadaikan BPKB kedua mobil miliknya. "Kalau mobil pick up beli tahun 2012, yang avanza beli tahun 2016. BPKB masuk semua saya angsur pakai uang arisan itu," tegasnya.
BPKB kedua mobil itu tak cukup untuk membayar hutang dan uang peserta arisan yang sudah dipakai. Dia meminjam tiga sertifikat tanah dan delapan BPKB motor milik saudara - saudaranya untuk digadaikan.
"Gali lubang tutup lubang, buat angsuran sertifikat delapan BPKB motor dan dua mobil," ujarnya.
Sadar tidak bisa mengembalikan uang para peserta arisan itu, Mia akhirnya memilih kabur. Pada 8 April 2021, sebelum Idulfitri, dia kabur bersama suami dan anaknya ke Jawa Tengah.
"Saya nitip motor dulu ke teman saya di Tulangan, Sidoarjo. Setelah itu pergi ke Jawa Tengah bawa mobil Avanza sama Pick up saya. Selama satu Minggu saya sama suami dan anak tidur di masjid-masjid," sambungnya.
Saat itu, dia kabur membawa uang sisa arisan sebesar 15 juta rupiah. Padal 14 Mei, dia memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah di wilayah Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah. "Saya jualan bawang di sana, dijual ke pasar," ucapnya.
Pelarian Mia pun terendus kepolisian setelah perwakilan ratusan emak - emak melaporkan kejadian tesebut. Kini, Mia masih dalam proses pendalaman dan penyelidikan Satreskrim Polres Mojokerto. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia