jpnn.com, JAKARTA - Dukungan honorer K2 terhadap Titi Purwaningsih ternyata masih banyak. Ini ditunjukkan oleh perwakilan honorer K2 di sejumlah daerah.
Seperti diutarakan Rini Eko Siswanti, perawat honorer K2 dari Banyuwangi ini mengapresiasi Titi Purwaningsih dan Nurbaitih yang selama ini wara-wiri bertemu para pejabat publik untuk memperjuangkan nasib mereka.
BACA JUGA: Bawa Kabar Baik dari Istana, Titi Honorer K2 Makin Semangat
Tidak hanya untuk honorer K2 yang lulus PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tetapi juga yang belum ikut.
"Kami salut pada Bu Titi dan Bu Nur yang meski orangtuanya sakit masih memperjuangkan nasib seluruh honorer K2 tanpa terkecuali," kata Rini kepada JPNN.com, Sabtu (12/9).
BACA JUGA: Kisah Titi dan Nurbaitih, Rela Meninggalkan Ortu yang Sakit demi Honorer K2
Rini yang ikut tes PPPK pada Februari 2019 dan dinyatakan lulus, ini pun memberikan support agar kedua Srikandi honorer K2 itu tetap diberikan kesabaran dalam menghadapi berbagai celaan.
Dengan mengawal DPR hingga ke Istana, menjadi bukti Titi dan Nurbaitih tidak sekadar bicara.
BACA JUGA: Titi Honorer K2 Mengaku Sering Dimaki Rekan-rekannya
"Semoga beliau-beliau dberikan kesehatan, kesabaran, keberkahan. Dimudahkan jalan untuk menggapai asa. Terimakasih sedalam-dalamnya kami ucapkan untuk Bu Titi dan Bu Nur," tuturnya.
Dukungan juga disampaikan Said Syamsul Bahri. Mewakili seluruh honorer K2 di Provinsi Riau, Said mengatakan, saat ini yang harus dilakukan honorer K2 bersatu memperjuangkan nasib menjadi aparatur sipil negara (ASN), baik PNS maupun PPPK. Ketika perjuangan itu membuahkan hasil yang tidak sesuai ekspektasi perjuangan, jangan saling menyalahkan.
"Kita sama kedudukannya sebagai honorer K2. Yang berhak menentukan regulasi apa buat honorer K2 itu pemerintah," ujarnya.
Bagi Said, perjuangan Titi dan Nurbaitih harus diapresiasi seluruh honorer K2. "Mereka luar biasa. Kami apresiasi mereka," ucapnya.
Rikrik Gunawan, honorer K2 dari Kabupaten Garut juga menilai apa yang sudah dilakukan Titi dan Nurbaitih harus dilihat sebagai komitmen terhadap perjuangan. Walaupun Tti sudah lulus PPPK tetapi masih getol memperjuangkan nasib rekan-rekannya yang belum terakomodir.
"Bu Titi disudutkan karena ikut PPPK. Apa salah kalau ikut PPPK, saya juga ikut karena melihat regulasi untuk jadi PNS itu alot. Meski begitu Bu Titi kan masih komitmen tetap berusaha mendekati eksekutif dan legislatif agar honorer K2 yang belun jadi ASN diakomodir dalam rekrutmen ASN tahun depan," bebernya.
Rikrik menyarankan, berhentilah saling menghujat tetapi tunjukkan dengan kerja nyata. Apa yang sudah dilakukan untuk nasib honorer K2. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad