Titip Amanat Lewat Hasto, Megawati Sebut Pemimpin Harus Berjuang Demi Rakyat

Sabtu, 01 Juni 2024 – 13:10 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mewakili dan menyampaikan amanat Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6). Foto: Dok. DPP PDIP

jpnn.com, ENDE - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa pemimpin seharusnya berjuang demi kepentingan rakyat.

Hal tersebut disampaikan dalam amanat yang dibacakan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6).

BACA JUGA: Hasto PDIP Sindir Putusan MA Ubah Syarat Usia Paslon Pilkada

Awalnya, Megawati bercerita Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno menghadapi tantangan berat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Menurutnya, Ende menjadi saksi beratnya Bung Karno mewujudkan cita-cita karena pernah diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

BACA JUGA: Upacara Hari Pancasila di Ende, Hasto Sampaikan Amanat Megawati

"Situasinya sungguh sangat berat," kata Megawati mengenang cerita Bung Karno seperti dalam amanat yang dibacakan Hasto, Sabtu (1/6).

Megawati mengungkapkan, Bung Karno pernah menganalogikan pengasingan di Ende sebagai upaya Belanda mematahkan semangat memperjuangkan kemerdekaan.

BACA JUGA: Penjelasan Hasto soal Megawati Peringati Hari Lahir Pancasila di Ende

"Beliau sendiri mengatakan, kalau di Sukamiskin tubuhku di penjara, di Flores ini semangatku di penjara. Aku diasingkan dari manusia, dan diriku bagaikan seekor burung elang yang dipotong sayapnya," beber Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.

Menurut Megawati, Bung Karno selama masa pengasingan sempat ditawarkan seorang stoker untuk keluar secara diam-diam dari masa pengasingan di Ende.

Namun, Bung Karno menolak tawaran dan memilih tetap di Ende karena ingin menunjukkan bahwa seorang pemimpin juga menderita dalam memperjuangkan cita-cita.

"Bung Karno menolak dan mengatakan, itu bukan cara Bung Karno, kabur dari tempat pembuangan. Oleh rakyat, aku dianggap sebagai lambang dari perjuangan kemerdekaan. Dengan tetap tinggal di tempat ini, rakyat dapat menilai, bagaimana pemimpin mereka juga menderita untuk cita-cita," lanjut Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.

Presiden kelima RI itu mengatakan Bung Karno percaya para tokoh kemerdekaan akan menang meski perjuangan mewujudkan cita-cita dijalankan dengan terjal.

"Suatu hari, betapa pun jua, kita akan menang. Dalam fajar itu kawan, aku tidak akan melarikan diri dari Flores secara diam-diam, tetapi aku akan berbaris keluar dengan kepala tegak," sambungnya.

Megawati kemudian mengatakan langkah Bung Karno yang tetap berjuang dari Ende menunjukkan nilai penting bahwa pemimpin berjuang bukan untuk kepentingan pribadi.

"Betapa bergetar hati kita melihat semangat pemimpin seperti itu. Pemimpin tidak pernah lari dari tanggung jawab. Pemimpin itu berjuang bagi kepentingan bangsanya, dan menjadi suri teladan bagi rakyat yang dipimpinnya," kata Megawati.

Diketahui, Megawati tidak jadi hadir dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, NTT, pada Sabtu (1/6) ini.

Hasto menyebut Megawati kurang fit sehingga harus absen dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende yang dihadiri ribuan warga.

"Kami sampaikan permohonan maaf Ibu Megawati tidak hadir, beliau kurang sehat. Mohon doanya. Percayalah, bumi Ende ini memberikan semangat bagi kita, karena di sinilah Pancasila di kontemplasikan, salam dari Ibu Megawati yang selalu mendoakan Ende, khususnya demi anak-anak bangsa," ungkap Hasto.

Adapun, Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhya G.L Kalake menjadi sosok instruktur Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende.

Wakapolres Ende Kompol Ahmad menjadi komandan upacara dan Ketua DPRD NTT Emelia Julia Nomleni menjadi pembaca naskah Pancasila. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler