jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo memilih Komjen Tito Karnavian sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti dalam rangka pensiun. Banyak pihak yang melihat, Tito yang alumnus Akademi Kepolisian (1987) masih terlalu muda lantaran masih ada lima angkatan di atasnya yang bisa dipilih menjadi Kapolri.
Belum lagi, perbedaan angkatan sangat jauh dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang merupakan alumnus Akademi Militer 1982.
BACA JUGA: Usulkan Tito, Presiden Jokowi Dinilai Cerdas
Menanggapi itu, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli mengatakan tidak ada masalah dengan perbedaan angkatan pada pimpinan di tubuh Polri dan TNI. Sebab, kedua instansi ini sudah menjalin hubungan dan tidak melihat siapa yang menjabat sebagai Kapolri.
“Selama ini Polri jalin hubungan baik dengan TNI termasuk panglima TNI, kepala staf, dan jajaran ke bawah. Sejauh ini proses kemitraan di lapangan itu juga terjadi," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/6).
BACA JUGA: Ketua KPK: Sabar, Tunggu Besok Pagi
Menurut dia, antara Polri dan TNI sama-sama bertugas menjaga keamanan dan ketertiban nasional (kamtibnas). Jadi, siapapun pemimpinnya, maka tidak akan mengganggu kinerja maupun hubungan kedua belah pihak.
“Jadi kami berkeyakinan akan tetap terus terpelihara karena TNI dan Polri merupakan garda Negara Republik Indonesia," tegas Boy.
BACA JUGA: Tok Tok Tok... Enam Tahun Penjara Lagi untuk Nazaruddin
Lalu, saat ditanya apakah junioritas tidak akan mengganggu hubungan Polri dan TNI? "Tidak ada masalah," tegas Boy.(Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vonis Enam Tahun, Nazaruddin Lanjut Nginap di Penjara,
Redaktur : Tim Redaksi