jpnn.com, JAKARTA - Polri masih kesulitan mengungkap pelaku penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan.
Sampai saat ini, siapa pelaku apalagi aktor intelektual penyerang Novel masih belum terungkap.
BACA JUGA: Sstt...Usut Kasus Novel Bisa dari Sumber Zat Kimia
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, sejak 11 April 2017, sudah dibentuk tim dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Utara yang dibantu Mabes Polri.
Dia mengatakan, Polri melakukan penyelidikan dengan dua metode; induktif dan deduktif.
BACA JUGA: Tiga Kasus Ini Berpotensi jadi Motif Penyerang Novel Baswedan
Dia menjelaskan, metode induktif yakni melakukan olah tempat kejadian perkara, melakukan pendalaman saksi, menganalisis CCTV, mendeteksi informasi dan teknologi dan lainnya.
"Jadi dari olah TKP mencari pelakunya terutama," kata Tito saat rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (23/5).
BACA JUGA: KPK Bakal Pasok Info Kasus Korupsi di Tangan Novel ke Polisi
Kemudian metode deduktif yakni melakukan pendalaman motif. Tito mengatakan, lewat metode ini Polri mendalami orang yang diduga potensial menyerang Novel.
"Fokus orang yang potensi menyerang," tegasnya.
Selama sebulan, tiga orang sudah diamankan lewat berdasarkan penyelidikan menggunakan metode induktif. Dua orang berhasil diamankan setelah melakukan penyelidikan menggunakan metode deduktif.
Tiga orang yang diamankan dengan metode induktif sudah didalami dan terbukti tidak melakukan penyerangan.
Kemudian, dengan metode deduktif tim Polri menangkap anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani, yang juga menjadi buronan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka memberi keterangan palsu di persidangan e-KTP.
Polri sempat mencurigai Miryam. "Kami lakukan penangkapan terhadap saudari Miryam dengan tujuan dari sudut pandang kami ini jadi potensi (pelaku)," ungkap Tito.
Lantas, Polri kemudian melakukan pendalaman kepada Miryam. Termasuk jaringan-jaringan yang dimiliki politikus Partai Hanura itu yang kemungkinan digerakkan untuk melakukan penyerangan.
"Tapi, saat ini belum dapat hasil positif dan masih didalami," kata Tito.
Terakhir, Polri mengamankan Nico alias Miko. Ini berawal dari testimoni Nico di media sosial yang sakit hati karena merasa pernah ditekan Novel untuk memberikan keterangan palsu di persidangan.
"Sehingga kami dalami link-nya," tegas mantan Kapolda Papua dan Metro Jaya, itu.
Namun, lanjut Tito lagi, belum positif bahwa Nico adalah pelaku penyerang Novel. "Tapi tim masih lakukan pendalaman termasuk penanganan kasus ini," katanya.
Dia mengatakan, pengusutan kasus Novel ini terus berlanjut. Termasuk dengan melakukan penelusuran asal muasal air keras yang digunakan menyiram Novel.
"Kemudian pendalaman motif-motif atau kelompok orang yang pernah sakit hati," ujar mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, itu.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Pertemuan Reguler demi Memburu Penyiram Novel
Redaktur & Reporter : Boy