jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian tak menampik bahwa kepercayaan publik terhadap institusi yang dipimpinnya masih rendah.
Berdasarkan analasis Tito, hal itu disebabkan masih tingginya angka kejahatan. Di antaranya adalah narkoba dan kejahatan jalanan.
BACA JUGA: Pelayanan E-KTP, Warga Masih Diminta Surat Pengantar RT
"Profesionalisme penegak hukum, kamtibmas, narkoba, pelanggaran kejahatan masih cukup banyak bisa menurunkan kepercayaan pada publik," ucap dia di Mabes Polri, Selasa (11/10).
Selain itu, aspek lain yang menjadi perhatian masyarakat adalah perilaku arogan sejumlah oknum anggota Polri.
BACA JUGA: Pihak Cedrus Yakin Kapolri Bakal Bertindak Adil
Salah satunya adalah pembakaran Mapolres Meranti, Riau yang dipicu kasus pembunuhan akibat cinta segitiga anggotanya.
"Selanjutnya kultur seperti perilaku koruptif di kepolisian, arogansi juga budaya kekerasaan berlebihan. Contohnya di Riau kemarin, tersangka ditangkap sehat, tapi sampai di kantor polisi meninggal dan kantor polisi diserang. Ini faktor kultural yang harus diperbaiki," kata Tito
BACA JUGA: Sstt... Presiden PKS Ditelepon JK Seiring Hangatnya Pilkada Jakarta
Tito juga mengakui, media kurang banyak memantau 400 ribu anggota polisi yang baik di seluruh Indonesia.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menyayangkan karena yang diekspose di media massa hanya segelintir anggotanya yang melakukan kesalahan.
Misalnya, ketika foto mantan Wakapolsek Kemayoran AKP Jamal Alkatiri yang mabuk dan tertidur di emperan toko di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Foto tersebut kemudian menjadi viral di media sosial.
"Manajemen media yang kurang pas. Karena ada 400 ribu anggota polisi baik tapi tidak termonitor oleh media. Tentunya ketika satu anggota perwira yang ditemukan di emperan toko, kemudian menjadi viral berkembang terus menerus,” tandas Tito. (elf/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SEJARAH! Jokowi Presiden Pertama Datangi Lokasi OTT Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi