SURABAYA -- Masih banyak TKI yang tidak menyadari untuk ber-wirausaha selepas masa kerjanya diluar negeriPadahal dana yang mereka bawa selepas bekerja bisa mencapai ratusan juta rupiah
BACA JUGA: Sosialisasi Kontrasepsi Kurangi Pengidap AIDS
Hal inilah yang mendorong Pemprov Jatim mengandeng LSM dan perbankan membuat pelatihan kewirausahaan bagi mereka.Dodik Kuriniawan, direktur Working Group if Technology Transfer(WGTT) yang berpusat di Jepang mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 10 ribu tenaga kerja perbulannya yang di kirim sebagai Kensusei (pemagang atau sebutan bagi TKI ke Jepang)
BACA JUGA: Jenderal Polri Nganggur Capai 30 Persen
Ide wirausaha bagi TKI juga masih relatif baru sebab selama ini pemerintah hanya mengirim tenaga saja, tidak membuat program bagi pekerja tersebut saat kembali ke tanah air."Selama ini kami mengamati bahwa para Kensusei yang memiliki masa kerja tiga tahun di Jepang selepas kembali ke Indonesia tidak tahu harus melakukan apa lagi
BACA JUGA: Mendagri Dukung Saldi Isra Pimpin KPK
Dan dana sebanyak itu cukup untuk membuka usaha kecilApalagi mereka memiliki ketrampilan dan kemampuan setelah bekerja di Jepang," papar dia di Pelatihan Kewirausahaan bagi calon dan mantan Kensusei maupun TKI di Graha Pangeran Surabaya kemarin.Karena itu sejak satu tahun lalu, WGGT mengandeng KBRI di Tokyo, Bank Indonesia, dan BNI untuk memberikan semacam pelatihan dan motivasi bagi para pemagang tersebutSebelumnya, mereka sudah menggelar kegiatan serupa namun terbatas hanya pada komunitas pemagang di Jepang saja"Untuk pertamakalinya, acara ini digelar di Surabaya dengan bantuan Pemprov Jatim," lanjut dia.
Karena tergolong baru, mereka belum memiliki data mengenai kesuksesan alumnus pelatihan yang secara total sudah terselenggara 20 kali dengan sekitar 150 peserta per satu kali pertemuan"Saat ini baru sekitar satu persen yang mengatakan bahwa mereka sudah mulai berusaha."
Pemimpin BNI Wilayah 06 (Jatim) MKosim Hariono menyebutkan bahwa para TKI ini memiliki potensi besar untuk menjadi UKMKarena itu program serupa macam ini sangat positif untuk membantu mereka"Melalui kegiatan ini kami merintis agar TKO yang kembali ke tanah air bisa berusahaUang yang mereka dapatkan tidak lagi digunakan untuk konsumsi saja namun juga modal usahaKami akan meberikan pendampingan bagi mereka yang ingin membangun usaha sendiri," tegas dia.
Dalam tahap awal pelatihan tersebut, para TKI ini diberikan pengetahuan akan pilihan menjadi karyawan atau wirausaha, juga tips dan trik mendirikan serta menjalankan usahanya, mencari dan mengatasi masalah permodalan, maupun cerita sukses serta kegagalan saat mendirikan usaha" Para Kensusei ini seharusnya bisa menjadi pendorong UKM dengan basis teknologiSebab mereka di Jepang belajar, tidak saja sekedar bekerjaSehingga mereka juga merupakan transfer technology agent bagi Indonesia khususnya JatimMulai di bidang permesinan, insutri komponen, hingga agribisnis," lanjut Dodik.
Jumlah TKI terdaftar di Jatim sampai akhir tahun ini diperkirakan 60 ribu dengan berbagai negara tujuan anatara laian Malaysia, Timur Tengah dan Asia TimurTKI juga memberikan sumber devisaTerlihat dari jumlah remitensi (pengiriman uang) ke Jatim diperkirakan mencapai Rp 3 triliun per tahunPuncak pengiriman terjadi pada momen tahun baru, bulan puasa/Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolahDaerah penerima remitence terbesar adalah Malang, Tulungagung, Blitar, dan Ponorogo, dan Madura yang memang terkenal sebagai daerah pengiriman TKI(*/jp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asosiasi Perangkat Desa Kecewa DPR
Redaktur : Tim Redaksi