jpnn.com - JAKARTA - Saksi pasangan Capres-Cawapres RI nomor urut 2 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, diduga menjadi korban penganiayaan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungkap telah terjadi dua peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan dalam tahapan pemilu presiden (Pilpres) di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
BACA JUGA: Abdi Toisuta Divonis 4 Tahun Penjara terkait Penganiayaan Menewaskan Korban
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan dua orang dari pihak paslon 02 menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Dia menyebut penganiayaan pertama dialami sukarelawan Prabowo-Gibran bernama Edianto Simatupang.
BACA JUGA: Tak Gentar, Anies dan Timnas Kumpulkan Bukti Kecurangan Pilpres
Menurut dia, Edianto menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang pada 14 Februari di TPS 03, Kelurahan Padang Masiang, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Habiburokhman menjelaskan bahwa Edianto Simatupang mengalami luka parah di bagian mata sebelah kiri dan memar di sekujur tubuh.
BACA JUGA: Politik Belah Bambu Prabowo-Gibran Hancurkan Soliditas Sukarelawan Jokowi dan PDIP
"Akibat penganiayaan tersebut, Edianto Simatupang harus mendapat perawatan intensif di RSUD Pandan," kata Habiburrokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Rabu (21/2).
Dia menambahkan penganiayaan kedua dialami seorang saksi Prabowo-Gibran bernama James Nahampun.
James mengalami luka serius di bagian muka saat menghadiri penghitungan surat suara ulang di Kantor Camat Sirandorung, Tapanuli Tengah, Selasa (20/2).
Habib, panggilan akrab Habiburokhman, menyebut bahwa James Nahampun telah dipukul hingga mengalami luka cukup parah.
James kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Pelaku telah diamankan personel Polres Tapanuli Tengah," kata Habiburokhman.
Sementara itu, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menambahkan penghitungan suara ulang di Kantor Camat Sirandorung, Tapanuli Tengah, dilakukan lantaran ada perbedaan perolehan suara pilpres.
"Sebelum penghitungan suara ulang, paslon 01 menang. Sementara, setelah dilakukan penghitungan ulang ternyata paslon 02 yang mendapat suara lebih banyak," kata Nusron. (mcr8/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kenny Kurnia Putra