jpnn.com, BALIKPAPAN - Jajaran Polres Balikpapan masih terus mengusut kasus tewasnya Ferawati Ulrica Wijaya, anak pemilik Hotel GTM di Jalan ARS Muhammad, Klandasan Ulu, Balikpapan Kota.
Hingga kini polisi belum menemukan petunjuk pasti penyebab korban jatuh dari lantai delapan hotel bintang tiga itu.
BACA JUGA: 3 Hari Beruntun PSK Bertarif Rp 2 Juta dapat Pelanggan, Polisi Uber si Hidung Belang
Kasat Reskrim Polres Balikpapan AKP Makhfud Hidayat mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus tewasnya perempuan berusia 30 tahun kelahiran Banjarmasin itu.
Namun, penyidik mengalami kesulitan karena kondisi tempat kejadian perkara (TKP) telah rusak oleh karyawan hotel yang melakukan evakuasi.
BACA JUGA: Bapak Bejat Perkosa Anak Kandung Sambil Divideokan
BACA JUGA: Massa Aksi Kawal MK di Patung Kuda Bubarkan Diri
“Tim identifikasi yang turun kesulitan karena korban sudah dibawa ke rumah sakit. Dan barang-barang korban sudah dipindah-pindah,” ujar Makhfud.
BACA JUGA: Haris Simamora Si Pembunuh Satu Keluarga Minta Diberi Kesempatan Hirup Udara Segar
Selain kondisi TKP yang telah rusak, penyidik kesulitan lantaran belum ada keterangan saksi yang melihat langsung bagaimana Fera --sapaan akrab Ferawati Ulrica Wijaya-- jatuh.
Makhfud menyebut sementara ada lima saksi yang diinterogasi. Tiga saksi merupakan karyawan hotel, dua adalah anggota keluarga.
“Mereka sempat terlibat pencarian korban sebelum ditemukan tewas di atas dinding rumah,” katanya.
Saksi pertama berinisial A. Merupakan pekerja yang mengurusi taman hotel. Pada pagi harinya (24/6) melihat korban sedang joging di sekitar hotel.
Lalu naik ke lantai delapan. Saksi kedua dan ketiga berinisial L dan M. Karyawan hotel yang bertanya kepada A untuk mengetahui keberadaan korban. “Mereka mencari setelah diminta ibu dan kakak korban yang juga kami interogasi sebagai saksi,” imbuh Makhfud.
Selain saksi, penyidik juga sedang menunggu hasil visum resmi dari pihak Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan. Tetapi Makhfud mengungkap jika dalam pemeriksaan awal terhadap tubuh korban. Di mana terdapat sejumlah luka fatal. Yakni luka retak pada bagian kepala belakang sebelah kanan, namun tidak robek.
Lalu patah tangan kiri, patah tulang pinggul, luka robek pada selangkangan di bagian kiri. Dari pangkal paha sampai vagina. Tembus hingga anus. “Ini hasil keterangan sementara dari dokter yang melakukan visum,” bebernya.
Terkait dugaan alasan korban jatuh dari lantai delapan, sejumlah analisis masih dilakukan penyidik. Ada tiga kemungkinan yang sedang didalami. Pertama, korban tidak sengaja terjatuh. Kedua, korban sengaja jatuh atau bunuh diri.
BACA JUGA: Edan, Anak Bakar Rumah Ortu Lantaran Tidak Diberi Uang
Dan terakhir ada unsur kesengajaan dari pihak lain untuk menghilangkan nyawa korban. Semua hal tersebut saat ini menjadi pertimbangan pihak kepolisian. “Keluarga sendiri sudah ikhlas. Tapi kami tetap melakukan penyelidikan kematian korban,” tegasnya.
Sejumlah fakta dari lokasi kejadian coba ditelusuri. Di lantai delapan hotel yang merupakan kawasan terbatas memiliki pagar tembok setinggi dada orang dewasa.
Di lantai ini, selain dibuat sebagai tempat ibadah, juga terdapat tandon pengolahan air, instalasi pendingin udara, dan taman dengan lantai sebagian dipasang keramik.
“Jarak dari lantai delapan ke bawah itu sekitar 30 meter,” terang Makhfud.
Jika melihat ke bawah, dari lokasi jatuhnya korban, di sebelah kanan terdapat balkon restoran. Dan tepat di bawah tempat diduga korban jatuh ada bagian bangunan yang menjorok keluar sekitar 1 meter. Untuk jarak gedung hotel ke tembok depan rumah tempat korban tersangkut, memiliki jarak sekitar 5 meter.
“Saat tersangkut, posisi tubuh korban menghadap ke atas dengan kepala mengarah ke gedung hotel. Dengan salah satu kaki berada di sisi dalam rumah dan kaki lainnya di sisi luar,” terangnya.
Terkait adanya isu korban bunuh diri karena terlibat asmara, pihak kepolisian belum bisa berkomentar. Namun, isu ini menjadi atensi pihaknya. Hal ini akan diketahui dari proses pemeriksaan saksi selanjutnya. “Masih diselidiki. Apakah memang bunuh diri atau tidak. Apakah ada unsur asmara atau tidak,” sebutnya.
Diwartakan sebelumnya, sedang duduk di teras, Senin (24/6) sekitar pukul 11.20 Wita, Jerry, 32, warga sekitar terkejut ada suara benda jatuh dari sisi kiri rumahnya.
Ketika mendatangi sumber suara dia kaget, sesosok tubuh tersangkut di atas fondasi rumah kosong tak beratap di samping rumahnya. Bangunan itu masih satu kawasan dengan hotel. “Bunyinya nyaring,” kata Jerry.
Melihat pemandangan mengerikan itu, Jerry langsung melaporkan ke pihak hotel. Sejumlah pekerja dan karyawan hotel pun mencoba melihat siapa sosok yang tergeletak di atas fondasi. “Rupanya anak dari pemilik hotel,” ujar Jerry.
Informasi yang dikumpulkan Kaltim Post (Jawa Pos Group) dari kakak korban, SW, 31, jika Fera merupakan anak keempat dari tujuh saudara. Kesehariannya, Fera membantu usaha sebagai accounting di hotel milik ayahnya itu.
“Iya. Dia (Fera) adik saya,” kata SW, kakak kandung Fera yang meminta namanya diinisialkan.
SW menjelaskan, pagi sekitar pukul 10.00 Wita dua hari lalu sebelum ditemukan tewas, Fera seperti biasa membantu sang ibu untuk membersihkan rumah ibadah yang berada di lantai delapan hotel.
Rumah ibadah itu khusus digunakan pihak keluarga dan tamu hotel dengan penjagaan khusus dari sekuriti. Tak ada orang lain selain Fera dan ibunya saat mereka melakukan bersih-bersih. “Adik sempat janji mau pijat ibu saya. Soalnya kondisi ibu sedang sakit,” kata SW.
Namun, Fera menghilang. Ibunya berusaha mencari di sekitar rumah ibadah tapi tak menemukannya. Kemudian meminta bantuan karyawan hotel untuk ikut membantu mencari.
Hingga kabar Fera ditemukan tersangkut di atas fondasi dinding bangunan rumah di belakang hotel. “Kami keluarga juga belum tahu kejadiannya seperti apa sampai adik saya itu ditemukan dengan kondisi seperti itu,” sebutnya.
Soal ada dugaan bunuh diri, pihak keluarga belum ingin berspekulasi. SW menyebut apakah adiknya sengaja terjun atau terpeleset dari lantai delapan hotel belum bisa dipastikan. Tapi dia meyakinkan selama ini adiknya tak pernah mengeluh terkait persoalan apa pun. Pun saat sebelum peristiwa, Fera tak terlihat sedang memiliki masalah.
Sosok sang adik dikenal ceria dan akrab dengan keluarga maupun karyawan hotel. “Adik saya itu orangnya periang. Enggak ada pernah menyebut persoalan. Tadi pagi (kemarin) pun sarapan bareng dan dia (Fera) biasa saja,” ujarnya. (rdh/rom/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Wanita Hamil Lakukan Aborsi dengan Bantuan Apoteker
Redaktur & Reporter : Budi