jpnn.com - JAKARTA - Ibu kota Jakarta bukanlah satu-satunya kawasan yang terancam banjir di musim penghujan tahun ini. Sejumlah kabupaten/kota, khususnya yang terletak di bantaran sungai besar juga menghadapi ancaman yang sama.
Namun, berbeda dengan Jakarta, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) tidak akan diterapkan di wilayah-wilayah tersebut. Pasalnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melihat langkah tersebut belum perlu dilakukan.
BACA JUGA: Wujudkan Jakarta Jadi Kota Layak Tinggal
"Sementara ini baru di Jakarta saja karena daerah lain masih bisa ditangani. Kita juga belum menerima permintaan dari kepala daerah setempat," kata kata Kepala BNPB Syamsul Maarif kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/1).
Dijelaskannya, penanganan banjir di Jakarta memang sangat kompleks. Pasalnya, Jakarta dilalui 13 sungai dan 40 persen wilayahnya berada di bawah permukaan air.
BACA JUGA: Aman, yang Ditembakkan ke Awan Hanya Garam Dapur
Sementara, wilayah-wilayah lain seperti di bantaran sungai Bengawan Solo penanganannya lebih sederhana. Pasalnya, aliran sungainya hanya satu.
Syamsul pun memuji kesigapan kepala daerah di wilayah rawan yang sangat tanggap dalam menghadapi bencana.
BACA JUGA: Soal Banjir, Jokowi Tidak Perlu Menyalahkan Pendahulunya
"Mereka menggunakan leadership untuk membimbing masyarakatnya menghadapi bencana. Seperti contohnya bupati di Bojonegoro, dia menyambut selamat datang banjir, itu bagus," ucapnya.
Seperti diberitakan, mulai hari ini BNPB bersama BPPT dan TNI AU mulai menerapkan TMC di wilayah Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jakarta yang kini sudah masuk status siaga darurat banjir. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurangi Curah Hujan, Rekayasa Cuaca Digelar Dua Bulan
Redaktur : Tim Redaksi